Info

Ahli Temukan Pil Covid-19 Merck Berisiko Bagi Ibu Hamil

Pil Covid-19 Merck yang ditujukan bagi pasien virus corona dikhawatirkan berisiko bagi ibu hamil.

Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi obat, pil Covid-19 (Pexels)
Ilustrasi obat, pil Covid-19 (Pexels)

Himedik.com - Food and Drug Administration (FDA) masih mempertimbangkan beberapa hal sebelum mengizinkan penggunaan pil covid-19 Merck pada pasien virus corona Covid-19. Karena, pil Covid-19 ini diketahui berisiko bagi ibu hamil.

Pil Covid-19 itu mulai diserahkan kepada FDA minggu lalu dan akan menjadi salah satu metode perawatan virus corona Covid-19 pertama, yang akan bersaing dengan pil Covid-19 buatan Pfizer.

Pada November 2021 lalu, para penasihat kesehatan Amerika Serikat mempertimbangkan informasi mengenai pil Covid-19 tersebut. Karena, pil Covid-19 itu yang dikenal sebagai monupiravir kurang efektif untuk pasien virus corona Covid-19.

Selain itu, pil Covid-19 itu juga dipercaya bisa menyebabkan cacat lahir. Bahkan, mereka bertanya-tanya pil Covid-19 itu akan menyebabkan mutasi pada DNA manusia atau tidak.

Sayangnya dilansir dari Fox News, anak-anak dan wanita hamil pun tidak dilibatkan dalam uji coba pil Covid-19 Merck.

Ilustrasi Virus Corona Covid-19. (Pixabay)
Ilustrasi Virus Corona Covid-19. (Pixabay)

Mereka juga tidak mempelajari kinerja obat tersebut pada orang yang sudah suntik vaksin Covid-19 lengkap.

Merck mengatakan penelitiannya sendiri tidak menemukan bukti bahwa pil Covid-19 itu bisa menyebabkan mutasi DNA.

Penelitian pada hewan menunjukkan obat tersebut telah menyebabkan toksisitas dan staf FDA menyimpulkan molnupiravir dapat menyebabkan kerusakan janin bila diberikan kepada ibu hamil.

Merck mengatakan tidak akan merekomendasikan pil Covid-19 pada ibu hamil dan ibu menyusui. Tetapi, komite obat antimikroba memilih unttuk merekomendasikan penggunaannya.

Menurutnya, manfaat potensial pil Covid-19 Merck lebih besar dibandingkan risikonya. Molnupiravir bekerja paling baik bila diberikan dalam waktu lima hari sejak munculnya gejala awal virus corona Covid-19.

Merck menguji obat tersebut pada orang dewasa dengan infeksi virus corona Covid-19 ringan hingga sedang yang dianggap lebih berisiko tinggi, karena masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes atau penyakit jantung.

Merck mengatakan bahwa pilnya mengurangi rawat inap dan kematian hingga 30 persen pada orang dewasa yang berisiko tinggi.

FDA mengatakan perusahaan setuju obat itu tidak akan digunakan pada anak-anak. FDA sudah mengizinkan penggunaannya di Inggris, tapi tidak bagi ibu hamil dan menyusui.

Tetapi, FDA masih mempertimbangkan penggunaan pil Covid-19 Merck. Peneliti HIV dari University of North Carolina di Chapel Hill Ronald Swanstrom yang memimpin penelitian molnupiravir dalam sel hamster menemukan bahwa pil Covid-19 itu memang menginduksi mutasi pada DNA.

Melalui sebuah pernyataan, ilmuwan Merck mengatakan bahwa sel hamster terpapar pil Covid-19 lebih lama daripada pasien daripada pasien virus corona dan tidak menemukan tanda-tanda mutagenisitas.

"Kami melihat molekuler ini memiliki risiko mutagenisitas yang sangat rendah," kata Dr. Roy Baynes, kepala petugas medis Merck.

Roy Baynes mengatakan pil Covid-19 ini digunakan selama lima hari untuk membasmi virus dengan cepat dan bukan dalam jangka panjang.

Para ilmuwan telah meminta Merck untuk mempublikasikan temuan lengkap mengenai pil Covid-19 buatannya dari penelitian terhadap hewan pengerat, yang memeriksa risiko mutasi DNA.

Berita Terkait

Berita Terkini