Info

Spirit Doll Ramai di Kalangan Selebriti, Begini Komentar Psikiater

Spirit doll merupakan boneka yang diisi arwah atau roh yang belakangan ramai diperbincangkan.

Yasinta Rahmawati

Ilustrasi bayi dan boneka. (Pixabay)
Ilustrasi bayi dan boneka. (Pixabay)

Himedik.com - Spirit doll  yang berwujud boneka bayi atau anak-anak belakangan ramai diperbincangkan di media sosial. Sejumlah selebriti tanah air seperti Ivan Gunawan dan Celine Evangelista memiliki spirit doll.

Boneka berwujud bayi ini dipercaya memiliki arwah di dalamnya. Bahkan arwah tesebut disebut bisa membantu manusia. 

Fenomena spirit doll ini memicu pertanyaan dari khalayak masyarakat luas. Lantas, apa yang sebenarnya menyebabkan hal tersebut? 

"Fenomena ini saya rasa belum diketahui latar belakangnya secara pasti. Karena kalau kita melihat sisi kebudayaan kita sendiri, sejak dulu sudah ada jelangkung dan juga jenglot," ungkap Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa EMC Alam Sutera, dr. Andri, SpKJ, FAPM saat dihubungi oleh Suara.com---jaringan Himedik.com, Minggu (2/1/2022).

Ia menjelaskan, bahwa pada masyarakat Indonesia percaya bahwa  barang-barang tertentu seperti patung, dianggap punya arwah di dalamnya. Sehinga menurut Andri ini bukan sebuah fenomena yang benar-benar baru. Meski demikian, Andri menyebutkan ada yang berbeda dari fenomena spirit doll.

Ilustrasi bayi dan boneka. (Pixabay)
Ilustrasi bayi dan boneka. (Pixabay)

"Bisa saja terjadi, karena kita tidak tahu secara jelas, dan perlu ada pemeriksaan klinis psikiatri. Dan dokter jiwa seperti saya, tidak bisa memberikan diagnosis sembarangan atau label kepada orang lain. Jadi perlu diperiksa dulu," ungkap dr. Andri.

"Kalau ada faktor kesepian dan menggunakannya lewat boneka, mungkin waktu dulu kecil kita punya teman khayalan, itu bisa-bisa saja. Tapi semakin bertambah dewasa, kita tahu interaksi manusia jauh lebih penting," tuturnya.

Dr. Andri menambahkan, perilaku tersebut bukan termasuk kategori gangguan jiwa. Sebab, masalah kejiwaan adalah kondisi adanya gangguan perilaku dan perasaan manusia, sehingga dampaknya bisa mengganggu kehidupannya sehari-hari.

"Kalau misalnya tidak menimbulkan penderitaan dan tidak mengganggu kehidupannya, tidak masalah," pungkasnya. 

Berita Terkait

Berita Terkini