Info

Seks Oral Tetap Bisa Menularkan IMS Berbahaya, Salah Satunya HPV

Pentingkan pendidikan seks yang komprehensif.

Rosiana Chozanah

Berhubungan seks (Unsplash/We-Vibe WOW Tech)
Berhubungan seks (Unsplash/We-Vibe WOW Tech)

Himedik.com - Studi baru yang terbit dalam Annals of Family Medicine menemukan sebagian besar kaum muda tidak menyadari risiko tertular infeksi menular seksual atau IMS dari seks oral.

Karenanya, menurut peneliti dari Universitas Michigan, pendidikan tentang oral seks sangat penting. Terlebih praktik seksual satu ini sudah sangat umum.

Banyak IMS ditularkan lewat seks oral, seperti herpes, gonore, klamidia, sifilis, HIV dan human papillomavirus (HPV).

Dalam studi ini, peneliti mengandalkan sampel nasional lebih dari seribu remaja dan dewasa muda usia 14 hingga 24 tahun.

Sebagian besar peserta mengetahui bahwa IMS dapat ditularkan melalui seks oral. Namun, mereka tidak memahami seberapa berisikonya aktivitas tersebut tanpa perlindungan, lansir The Coversation.

Seks oral bisa meningkatkan risiko kanker mulut. (Shutterstock)
Seks oral bisa meningkatkan risiko kanker mulut. (Shutterstock)

"Mereka sering menganggap tindakan tersebut kurang berisiko daripada seks vaginal, dengan sebagian besar menganggap peringkat risiko seks oral tanpa pelindung sebagai rendah hingga sedang," jelas peneliti Tammy Chang.

Padahal, oral seks dapat menularkan penyakit HPV yang belum ada obatnya. Infeksi ini juga merupakan faktor risiko utama kanker kepala dan leher rahim (serviks).

Peneliti mengungkap banyak peserta mengatakan kurangnya pendidikan seksual yang komprehensif dan inklusif sebagai alasan mereka tidak menggunakan perlindungan.

Beberapa peserta menyarankan bahwa menormalkan penggunaan pelindung selama seks oral di media akan menyebabkan banyak kaum muda menggunakan pelindung selama seks oral.

Namun, peneliti mengaku belum menentukan metode pendegahan IMS mana yang paling mudah diakses dan diterima kaum muda.

"Kemungkinan yang paling menjanjikan adalah pendidikan seks komprehensif dan infklusif, tersedia di mana kaum muda dapat dengan mudah mengaksesnya," tandas peneliti.

Berita Terkait

Berita Terkini