Info

Dua Benda di Rumah Inilah yang Paling Sering Memicu Asma, Salah Satunya Bantal!

Sebuah studi yang meninjau dan menganalisis beberapa penelitian dari Australia telah mengidentifikasi penyebab paling signifikan dari asma.

Rosiana Chozanah

Ilustrasi sakit asma. (Shutterstock)
Ilustrasi sakit asma. (Shutterstock)

Himedik.com - Penderita asma memiliki saluran pernapasan yang sangat sensitif. Ketika paru-paru terpapar pemicu asma, otot di saluran pernapasan akan kaku dan membuatnya menyempit.

Selain itu, produksi dahak juga bisa meningkat. Gabungan dua kondisi tersebut akan membuat penderita mengalami gejala asma.

Ada banyak pemicu asma, seperti asap rokok, serbuk sari, jamur, debu, bulu hewan, dan gas berbahaya.

Terkait hal itu, sebuah studi yang meninjau dan menganalisis beberapa penelitian dari Australia telah mengidentifikasi penyebab paling signifikan dari asma.

Asap rokok, bantal atau selimut sintetis merupakan pemicu yang paling sering di lingkungan rumah tangga. Mencegah faktor tersebut dapat mengontrol asma dengan lebih baik.

ilustrasi skait asma (Shutterstock)

Pemicu asma di lingkungan rumah

Menurut laporan Science Alert, studi ini memeriksa 56 penelitian yang melibatkan 137.840 orang di Australia.

Hasil dari gabungan data mengonfirmasi bahwa asap rokok, dan tempat tidur sintetis adalah faktor pemicu untuk gejala asma.

Berada di sekitar perokok, seperti di rumah maupun di tempat kerja adalah paparan dalam ruangan yang paling sering dilaporkan oleh penderita asma.

Seperti yang diketahui, menghirup asap dapat menganggu paru-paru normal dan menyebabkan iritasi saluran napas. Tidak hanya asma, kondisi tersebut dapat menyebabkan penyakit paru-paru lainnya juga.

Pemicu lainnya adalah alas tidur dari serat yang tidak alami, seperti bahan microfiber, nilon atau akrilik. Barang-barang tempat tidur sintetis ini memiliki tingkat alergen tungau debu yang lebih tinggi.

Bantal sintetis juga lebih mungkin menjebak bulu hewan peliharaan daripada bantal bulu. Tenunan bantal bulu menjadikannya penghalang terhadap alergen yang dapat menyebabkan iritasi pernapasan.

Berita Terkait

Berita Terkini