Himedik.com - Subvarian BA2 dari varian Omicron yang diketahui lebih menular dari jenis aslinya diketahui telah menyebabkan lonjakan kasus virus corona Covid-19.
Munculnya varian virus corona baru seperti varian Omicron ini terus menimbulkan ancaman bagi masyarakat umum, meskipun tingkat vaksinasi sudah meluas.
Baca Juga
Jutaan Orang Demam Tapi Tak Ada yang Meninggal, Korea Utara Klaim Sukses Kendalikan Covid-19
Ratusan Pemuda Anti-Rokok Berkumpul di IYSTC, Minta Pemerintah Lindungi Anak dari Manipulasi Industri Tembakau
Studi Ungkap Kejadian Malnutrisi Pasien Rawat Inap di Indonesia Cenderung Sedang Hingga Tinggi, Apa Sebabnya?
Survei Mayo Clinic: Mayoritas Orang Lakukan Diet Bukan Demi Penampilan, Lalu Apa?
Terpopuler Kesehatan: Cium Bau Tak Nyata Gejala Darah Tinggi, Efek Baik Makan Tomat Bagi Tubuh
Sir Profesor Chris Whitty, Kepala Petugas Medis Inggris pun memperingatkan kemungkinan besar akan ada varian virus corona baru yang lebih buruk dari varian Omicron. Varian ini akan muncul dalam 2 tahun ke depan.
Kemunculan varian virus corona baru ini akan membuat fase pandemi berikutnya penuh dengan ketidakpastian. Ia pun mengisyaratkan perlunya pembatasan atau mana penguncian di masa mendatang.
Prof Whitty mengatakan pandemi virus corona Covid-19 ini masih melalui jalan yang sangat panjang dan terus memberi kejutan.

Ia juga bersikeras bahwa varian virus corona yang sekarang muncul ini menimbulkan ancaman kematian seperti flu.
Munculnya varian virus corona baru yang lebih berbahaya bisa mengubah keseimbangan risiko kita secara signifikan.
Sir Chris mengatakan ketegangan dapat menyebabkan masalah yang lebih buruk daripada varian Omicron dan tantangan dari ketegangan ini sama sekali tidak sepele.
Para peneliti percaya salah satu faktor utama di balik peningkatan kasus virus corona sekarang ini dipengaruhi oleh subvarian BA2, turunan dari varian Omicron.
Varian Omicron asli ini dikenal asebagai subvarian BA1, yang menyebabkan gelombang besar infeksi dan memberi tekanan besar pada sistem kesehatan di rumah sakit.
Tapi, subvarian Omicron kedua yang disebut BA2 mulai menyebar ke seluruh dunia pada akhir Januari 2022.
Subvarian BA2 ini lebih menular dibandingkan BA1 secara signifikan, meskipun masih belum jelas subavarian Omicron ini menyebabkan penyakit lebih parah atau tidak.
"Subvarian BA2 ini 30 persen lebih mudah menular daripada subavrian BA1, tetapi penyebarannya lebih ditingkatkan dengan langkah-langkah mitigasi dan berkurangnya kekebalan vaksin Covid-19," kata Eric Topol, profesor kedokteran molekuler di Scripps Research Institute di California dikutip dari Express.
Topol memperingatkan bahwa subvarian Omicron ini akan memperpanjang pandemi virus corona. Bahkan, ini bisa membuka jalan lain untuk munculnya varian virus corona baru di masa mendatang.