Himedik.com - Lomg Covid-19 merupakan gejala jangka panjang dari virus corona Covid-19. Tapi, para ilmuwan belum sepenuhnya mengetahui penyebab beberapa pasien bisa mengembangkan gejala Long Covid-19.
Penelitian oleh University of Florence dan Careggi University menemukan varian virus corona Covid-19 yang berbeda bisa menyebabkan gejala Long Covid-19 yang berbeda pula.
Baca Juga
5 Manfaat Konsumsi Buah Leci, Salah Satunya Mampu Tingkatkan Sistem Imun
Ramalan Zodiak Kesehatan 29 Mei 2022: Taurus, Yuk Semangat Olahraga Lagi!
Gegara Pandemi Covid-19, Terjadi Peningkatan Penyakit Mental Lebih dari 50% di Negara Ini
Jangan Pernah Memberi Susu Sapi Murni ke Bayi di Bawah 12 Bulan, Ini Alasannya
Peringati Hari Kebersihan Menstruasi Sedunia 2022, Miss Universe 2021 Harnaaz Sandhu Ungkap Pengalaman Pribadi
Dr Michele Spinici, spesialis penyakit menular dari universitas mengatakan banyak gejala Long Covid-19 yang dilaporkan dalam penelitian ini, tetapi ini pertama kalinya mereka mengaitkan setiap gejala dengan varian virus corona Covid-19 berbeda.
"Penelitian pada pasien dengan Long Covid-19 ini fokus pada kesulitan neurologis dan psikologis," kata Dr Michele Spinici dikutip dari Express.
Akibatnya, tingkat keparahan gejala Long Covid-19 seseorang ini tergantung pada varian virus corona yang menginfeksinya.

Meskipun penelitian ini merupakan langkah maju, itu masih belum cukup. Dr Spinici mengatakan Long Covid-19 merupakan masalah kesehatan cukup berat dan perlu melibatkan banyak orang di bidang kedokteran berbeda.
"Ada banyak hal yang masih perlu dipertimbangkan ketika menghadapi Long Covid-19," katanya.
Hasil penelitian di Italia juga menunjukkan bahwa Long Covid-19 terkait varian Alpha masih yang paling dominan sejauh ini.
Varian Alpha merupakan salah satu varian virus corona penerus virus corona Covid-19 aslinya. Secara keseluruhan, hasilnya menunjukkan 76 persen melaporkan satu gejala persisten, seperti:
- Dispnea
- Kelelahan kronis
- Insomnia
- Gangguan penglihatan
- Kabut otak
Dr Michael Horberg, yang baru-baru ini mempresentasikan data tentang Long Covid-19 mengatakan, masalahnya adalah dorongan pasien untuk mencari bantuan medis sejak terinfeksi virus corona hingga mengalami Long Covid-19.
"Jika gejala infeksi virus corona tidak parah, pasien cenderung tidak mencari bantuan medis. Karena itu, tidak heran bila sewaktu-waktu ada perubahan," jelasnya.