Info

Cacar Monyet Menyebar di Banyak Negara, Ketahui Gejala dan Cara Penularannya

Perbedaan utama gejala cacar biasa dengan cacar monyet dapat terlihat pada kelenjar getah bening yang membengkak.

Yasinta Rahmawati

Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox. (Pexels)
Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox. (Pexels)

Himedik.com - Dunia belakangan dihebohkan dengan kabar cacar monyet atau monkeypox yang sudah menular di berbagai negara. Kasus pertama cacar monyet diumumkan di Inggris pada 7 Mei lalu, di mana ini virus ini berasal dari seseorang yang telah melakukan perjalanan dari Nigeria.

Beberapa hari terakhir, kasus cacar monyet telah dikonfirmasi menular di beberapa negara, mulai dari Inggris, Amerika Serikat, Portugal, Kanada, Swedia, Australia, Perancis, Italia, Jerman hingga Belgia.

Menurut CDC, cacar monyet pertama kali ditemukan tahun 1958, ketika dua wabah penyakit seperti cacar terjadi pada monyet yang dipelihara. Kasus pada manusia terjadi pertama kali tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo.

Sejak saat itu, cacar monyet dilaporkan terjadi di beberapa negara, mulai dari Afrika Tengah, Kamerun, Pantai Gading, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Liberia, Nigeria, dan Sierra Leone.

Gejala Cacar Monyet

Seperti dirangkum Suara.com,gejala cacar monyet di antaranya demam, sakit kepala, nyeri otot, hingga kelelahan. Perbedaan utama gejala cacar biasa dengan cacar monyet dapat terlihat pada kelenjar getah bening yang membengkak.

Sedangkan pada kasus cacar biasa, tidak menyebabkan kelenjar getah bening. Masa inkubasi gejala cacar monyet biasanya 7-14 hari hingga berkisar antara 5-21 hari.

Selain itu, beberapa gejala lain dari cacar monyet meliputi:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Sakit punggung
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Panas dingin
  • Kelelahan

Penularan Cacar Monyet

Penularan virus cacar monyet terjadi ketika seseorang bersentuhan dengan virus dari hewan, manusia, atau bahan yang terkontaminasi dengan virus, yang masuk ke dalam tubuh lewat kulit, saluran pernapasan, atau selaput lendir (mata, hidung, dan mulut).

Sedangkan pada penularan dari hewan ke manusia, dapat terjadi melalui gigitan atau cakaran, kontak langsung dengan cairan tubuh atau bahan lesi, atau kontak tidak langsung dengan bahan lesi.

Berita Terkait

Berita Terkini