Info

Waspada, Polusi Udara Dapat Menyebabkan Masalah Neurologis lho!

Apa penyebab kerusakan otak ini?

Rosiana Chozanah

Ilustrasi polusi udara. (Pixabay)
Ilustrasi polusi udara. (Pixabay)

Himedik.com - Ilmuwan dari University of Birmingham, Inggris dan lembaga penelitian di China menemukan bahwa menghirup udara tercemar dapat menyebabkan masalah neurologis.

Hal itu disebabkan oleh partikel beracun yang diangkut dari paru-paru ke otak.

Menurut penelitian yang terbit di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, partikel-partikel beracun bergerak melalui aliran darah, berpotensi menyebabkan gangguan otak dan kerusakan saraf.

Ilmuwan telah menemukan kemungkinan jalur langsung yang digunakan oleh berbagai partikel halus yang dihirup. Racun berjalan melalui sirkulasi darah dengan indikasi sekali berada di 'jalan' tersebut, partikel akan menetap lebih lama di otak.

Banyak partikel halus dalam cairan serebrospinal pada pasien yang mengalami gangguan otak. Cairan serebrospinal mengalir dalam ventrikel otak, batang otak, dan sekitar saraf tulang belakang.

Para komuter melintas melewati alat anti-kabut asap yang menyemprotkan air untuk mengekang polusi udara di New Delhi, India, pada (16/11/2021). [MONEY SHARMA / AFP]
Para komuter melintas melewati alat anti-kabut asap yang menyemprotkan air untuk mengekang polusi udara di New Delhi, India, pada (16/11/2021). [MONEY SHARMA / AFP]

"Data menunjukkan bahwa hingga 8 kali jumlah partikel halus dapat mencapai otak melalui aliran darah dari paru-paru, daripada melewati hidung langsung," kata rekan penulis studi dari University of Birmingham, Iseult Lynch, dilansir Hindustan Times.

Menurutnya, studi ini menambah bukti tentang hubungan antara polusi udara dan efek merugikan dari partikel tersebut pada otak.

Polusi udara adalah campuran dari banyak komponen beracun, namun partikel PM, terutama yang mencakup partikel halus seperti PM2.5 dan PM0.1 adalah yang paling mengkhawatirkan karena merugikan kesehatan.

Namun, para ilmuwan menyarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkiat mekanisme bagaimana partikel halus yang dihirup mencapai otak.

Berita Terkait

Berita Terkini