Pria

Empat Fakta Kanker Prostat, Penyakit yang Merenggut Rudy Wowor

Salah satu yang perlu diketahui, kanker prostat banyak menyerang orang berusia lanjut.

Rauhanda Riyantama

Rudy Wowor. [Facebook/ Rudy Wowor]
Rudy Wowor. [Facebook/ Rudy Wowor]

Himedik.com - Kabar meninggalnya aktor senior Rudolf Canesius Soemolang Wowor alias Rudy Wowor pada Jumat (5/10/2018) cukup menyita perhatian publik. Pasalnya, pria berusia 74 tahun itu tutup usia akibat penyakit kanker prostat.

Menurut Siti Madinah, anak Rudy, almarhum sang ayah menderita kanker prostat sejak 2010. Namun, kondisinya makin memburuk sejak setahun terakhir ini.

Di sisi lain, kanker prostat memang penyakit yang harus diwaspadai. Dirangkum Himedik dari Live Science, berikut empat fakta yang perlu diketahui untuk meningkatkan kesadaran atas penyakit ini.

1. Pemeriksaannya dianggap kontroversial

Dokter bisa memeriksa keberadaan kanker prostat dengan menggunakan uji darah prostate-specific antigen (PSA). Namun, penggunaan PSA pada pria sehat dianggap kontroversial.

Hal ini dikarenakan penggunaannya dianggap tidak efektif menyelamatkan nyawa penderita kanker prostat. Dalam riset yang mempelajari 76 ribu pria berusia 55 tahun hingga 74 tahun di AS, ditemukan bahwa kemungkinan kematian antara mereka yang rutin melakukan PSA dengan yang tidak itu sama saja.

Namun, ada sebuah riset yang dilakukan di Eropa yang menemukan bahwa pemeriksaan kanker prostat bisa membantu menyelamatkan nyawa si penderita. Tapi pemeriksaan harus dilakukan secara rutin selama 10 tahun agar terlihat manfaatnya.

Lembaga American Cancer Society merekomendasikan agar pria mendiskusikan pemeriksaan kanker prostat PSA dengan dokternya, dengan tujuan mendapatkan waktu terbaik melakukan pemeriksaan.

2. Penyakit yang menyerang orang tua

Ilustrasi orang tua. (pixabay)
Ilustrasi orang tua. (pixabay)

Maka tidak heran jika Rudy Wowor yang sudah berusia lanjut diserang oleh kanker prostat. Sebab, penyakit ini memang sering ditemukan pada pria berusia di atas 65 tahun dan jarang menyerang pria berusia di bawah 40 tahun.

Berdasarkan beberapa riset autopsi ditemukan bahwa 75 persen pria di atas usia 85 tahun memiliki kanker prostat saat mereka meninggal. Namun, menurut United States Preventive Services Task Force, belum tentu penyakit inilah yang menyebabkan kematian mereka.

Pasalnya, kebanyakan kanker prostat tumbuh dengan lambat dan tidak akan berdampak pada kesehatan atau kehidupan seorang pria dengan usia lanjut. Hal ini dikarenakan biasanya pria tersebut meninggal oleh sebab lain sebelum kanker ini merenggut nyawa mereka.

3. Strategi monitor sebelum mengobati

Menurut laporan lembaga kesehatan AS, National Institutes of Health (NIH), sekitar 10 persen pria yang didiagnosis dengan kanker prostat memilih untuk menunda pengobatan. Sementara 90 persen sisanya melakukan pengobatan, seperti operasi atau terapi radiasi.

Namun di AS, ada sekitar 100 ribu pria yang memilih melakukan penundaan pengobatan dengan strategi disebut pengawasan aktif atau active surveillance.

Jadi, pasien dengan risiko kanker prostat yang rendah akan melakukan uji rutin dan baru mulai diobati jika kanker sudah menjadi ganas. Banyak ahli mempercayai bahwa strategi tersebut bisa menjadi alternatif aman pemeriksaan kanker prostat.

4. Mengubah pola hidup

Salah satu cara mengurangi risiko kanker prostat adalah dengan mengubah pola dan gaya makan. Banyak riset menemukan bahwa pria vegetarian memiliki risiko kanker prostat yang lebih rendah dibanding pria pemakan daging.

Diketahui juga bahwa nutrisi lycopene yang banyak ditemukan di tomat juga dianggap bisa membantu menurunkan risiko kanker prostat. Ada juga bukti yang mengatakan bahwa vitamin D mungkin bisa menurunkan risiko pria mengalami jenis kanker prostat ganas.

Selain itu, menjaga berat badan juga bisa membantu mengurangi risiko. Pria penderita obesitas disebut memiliki kemungkinan risiko tinggi diserang kanker prostat agresif.

Berita Terkait

Berita Terkini