Himedik.com - Musisi senior Indonesia, Oding Nasution meninggal dunia pada Kamis (27/2/2020) kemarin. Oding Nasution meninggal karena menderita penyakit ginjal dan rutin melakukan cuci darah sebelumnya.
Pada istilah medis, cuci darah dikenal sebagai hemodialisis. Tindakan hemodialisis ini menggunakan mesin yang disebut hemodialyzer untuk menyaring limbah dari darah.
Baca Juga
Tindakan medis ini diperlukan oleh orang dengan penyakit ginjal, sehingga ginjalnya tidak bisa berfungsi dengan baik. Dengan begitu, cuci darah bisa membantu keseimbangan fungsi tubuhnya.
Tetapi, tindakan medis hemodialisis atau cuci darah ini juga memiliki sejumlah efek samping seperti yang dilansir oleh Healthline.
1. Tekanan darah rendah
Orang yang menjalani cuci darah bisa mengalami tekanan darah rendah karena kehilangan cairan selama perawatan. Jika tekanan darah rendah ini turun selama perawatan, orang akan mengalami pusing, mual, kulit lembap dan penglihatan kabur.
2. Kram otot
Kram otot bisa terjadi selama cuci darah karena perubahan keseimbangan cairan atau mineral. Kadar natrium, magnesium, kalsium dan kalium yang rendah bisa berperan dalam kram otot.
3. Kulit gatal
Tindakan cuci darah juga bisa menyebabkan kulit gatal karena limbah yang menumpuk di dalam darah. Jika gatal terjadi di kaki, kondisi ini bisa juga tanda sindrom kaki gelisah.
4. Gumpalan darah
Hemodialisis juga bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Jika tak diobati, kondisi ini bisa menyebabkan pembengkakan di bagian atas tubuh dan pembekuan darah.
5. Infeksi
Keseringan memasukkan jarum atau kateter untuk cuci darah bisa meningkatkan risiko infeksi karena paparan bakteri. Apalagi jika bakteri masuk ke dalam aliran darah. Kondisi ini tidak hanya berisiko menyebabkan infeksi, tetapi juga kematian.
Adapun efek samping lain dari cuci darah, termasuk anemia, sulit tidur dan henti jantung akibat ketidakseimbangan cairan dan mineral.