Himedik.com - Virus corona yang menyebabkan infeksi Covid-19 sudah terdeteksi di Indonesia dan di beberapa negara lainnya, termasuk Iran.
Sementara banyak masyarakat yang melakukan berbagai cara untuk melindungi diri dari infeksi, beberapa warga Iran justru melakukan aksi ekstrem.
Baca Juga
Hubungan Intim Tingkatkan Risiko Infeksi Saluran Kemih, Hindari 4 Posisi Seks Ini
Terpopuler Kesehatan: Seputar Episode Manik yang Diduga Dialami Marshanda, Gejala Hingga Penyebab Cerebral Palsy
Rompi Penurun Suhu, Pertolongan Pertama Bagi Jemaah Haji yang Terserang Heat Stroke
Jangan Abaikan 4 Kondisi Vagina Ini, Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan!
Berapa Lama Daya Simpan Bahan Makananmu? Berikut daftarnya
Berdasarkan Ladbible.com, aksi tersebut dilakukan sebagai bukti bahwa mereka sama sekali tidak takut pada penularan virus penyebab masalah pernapasan ini.
"Aku tidak peduli apa yang terjadi," ujar salah satu lelaki dalam sebuah video yang dibagikan oleh reporter bernama Masih Alinejad di Twitter, Sabtu (29/2/2020).
"Aku tidak takut dengan corona," kata lelaki yang lain sambil menjilati serta mencium dinding tempat suci Syiah yang berada di Masyhad.

Inilah yang mendasari Alinejad untuk mendesak pemerintah setempat untuk menutup situs-situs keaagamaan di sana untuk sementara.
"Sementara kota Qom adalah pusat dari #CoronaVirus di Iran, pihak berwenang menolak untuk menutup tempat-tempat keagamaan di sana. Orang-orang pro-rezim ini menjilati tepat suci & mengajak orang untuk mengunjungi mereka. Otoritas Iran membahayakan kehidupan orang Iran & dunia," cuit Alinejad.
Dalam cuitan lain ia meminta dukungan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), untuk mengecam orang-orang dalam rekaman yang mendorong anak-anak untuk ikut 'menjilat virus corona' yang memenuhi tempat suci.

"Otoritas Iran masih dengan tegas menolak untuk menutup situs-situs keagamaan ini. Virus ini mendatangkan malapetaka di seluruh negeri," cuitnya.
Beberapa orang memang percaya situs suci Qom adalah tempat penyembuhan, yang artinya menyentuh atau bahkan mencium tempat itu adalah praktik umum bagi peziarah.
Namun, masyarakat Iran lain juga merasa khawatir wabah ini tidak dianggap cukup serius, padahal kepala program darurat WHO, Mike Ryan, telah memeringatkan dampak virus di Iran bisa lebih buruk daripada yang disadari beberapa orang.