Pria

Terinfeksi Covid-19, Pria 69 Tahun Ini Alami Ereksi 3 Jam Tanpa Rangsangan

Pria ini mengalami komplikasi yang membuatnya dapat ereksi hingga tiga jam.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi ereksi. (Unsplash/Charles)
Ilustrasi ereksi. (Unsplash/Charles)

Himedik.com - Infeksi virus corona Covid-19 adapat menyebabkan berbagai komplikasi, mulai dari pneumonia, sindrom gangguan pernapasan akut, hingga masalah jantung.

Selain penyakit tersebut, infeksi SARS-CoV-2 juga dapat menyebabkan tromboemboli, kondisi ketika gumpalan darah terlepas dan menghalangi aliran darah ke pembuluh lain.

Salah satu bentuknya adalah priapismus, atau ereksi penis berkepanjangan tanpa adanya rangsangan.

Kondisi inilah yang terjadi pada seorang pria berusia 69 tahun penderita Covid-19 asal Ohio, Amerika Serikat. Kasusnya ditulis di American Journal of Emergency Medicine awal tahun ini.

Pria ini mengalami gejala Covid-19 parah hingga harus diintubasi dan mendapat bantuan ventilator. Untuk membantunya bernapas, lelaki ini diposisikan tengkurap.

Ilustrasi laki-laki mengalami ereksi (Shutterstock)

Sehari setelahnya ketika perawat mengubah posisi pasien, ia mendapati sang pasien mengalami ereksi. Perawat pun meletakkan kantong es, tetapi tetap ereksinya tidak turun dan ini berlangsung selama tiga jam.

Dokter pun mendiagnosis sang pria menderita priapismus iskemik, lapor Health.

Menurut Mayo Clinic, priapismus iskemik terjadi ketika darah tidak dapat mengalir dari penis. Dalam kasus pria ini, dokter yakin penyebabnya adalah penyumbatan pembuluh darah vena.

Orang yang mengalami priapismus iskemik biasanya berlangsung lebih dari empat jam tanpa minat atau rangsangan seksual.

Penulis laporan menganggap kasus pria ini sebagai darurat medis karena risiko efek sampingnya akibat darah yang terperangkap di penis kehilangan oksigen.

Ketika ereksi berlangsung terlalu lama, darah yang kekurangan oksigen ini dapat mulai merusak atau menghancurkan jaringan di penis. Akibatnya, priapismus yang tidak diobati dapat menyebabkan disfungsi ereksi.

Dalam kasus pria ini, darah di penisnya terkuras. Akhirnya, dengan bantuan obat yang disuntikkan ke pangkal penis, ereksinya mereda setelah 30 menit pengobatan.

Sayangnya, kondisinya memburuk. Pria ini meninggal akibat komplikasi Covid-19 lain.

Ini bukanlah satu-satunya kasus priapismus akibat Covid-19. Sebelumnya telah dikabarkan seorang pria 62 tahun mengalami kondisi ini setelah dibius dan mendapat bantuan ventilator di Paris.

Berita Terkait

Berita Terkini