Wanita

Jual Sel Telur demi iPhone, Mahasiswi Ini Nyaris Tewas

Gara-gara iri, nyawa sendiri jadi ancaman.

Rima Sekarani Imamun Nissa | Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana

Ilustrasi perut membesar seperti hamil - (Pixabay/Katerina_Knizakova)
Ilustrasi perut membesar seperti hamil - (Pixabay/Katerina_Knizakova)

Himedik.com - Seorang mahasiswi di China timur nekat menjual sel telur demi iPhone baru idaman. Nyawanya pun terancam akibat tindakan tersebut.

Dikutip HiMedik.com dari Daily Mail, Senin (11/3/2019), dia iri melihat teman-teman sekelasnya menggunakan iPhone baru. Dia menginginkannya juga, tetapi tidak ingin meminta uang kepada orang tuanya. Ia lantas membuka situs klinik online setelah melihat poster berisi pencarian donor sel telur.

Perempuan 20 tahun itu pun menjalani operasi untuk menjual sel telurnya di pasar gelap. Tak satu pun dari orang tua gadis itu yang mengetahui rencananya.

Tiga hari setelah operasi di klinik ilegal, di mana sel telurnya diekstraksi, kesehatan mahasiswi itu dengan cepat memburuk. Dia menderita perut kembung parah serta kesulitan bernapas.

Ia kemudian meminta bantuan dokter di The First Affiliated Hospital of Medical School of Zhejiang University. Dalam sebuah pernyataan dari rumah sakit yang merawatnya, sebelum jatuh sakit parah, perempuan itu telah menjual sel telurnya seharga sekitar Rp 21 juta dan berhasil membeli iPhone XS Max sendiri.

Menurut dokter yang merawatnya, ia menerima lebih dari 10 suntikan untuk merangsang indung telurnya sebelum menjalani operasi untuk mengeluarkan sel telurnya.

Ilustrasi alat reproduksi wanita. (Shutterstock)
Ilustrasi alat reproduksi wanita. (Shutterstock)

Dia kemudian didiagnosis dengan sindrom hiperstimulasi ovarium, yang dapat terjadi ketika ovarium menjadi terlalu terstimulasi untuk pertumbuhan telur dan cairan menumpuk di sekitarnya. Dokter Hu Jinhui dari departemen ginekologi rumah sakit mengatakan bahwa lebih dari lima liter cairan dikeluarkan dari perutnya.

''Indung telurnya telah membesar seolah dia telah hamil selama tujuh atau delapan bulan,'' kata Dr Hu. ''Dia juga sangat kesakitan, kesulitan bernapas, dan hidupnya berisiko.''

Setelah menjalani perawatan selama tiga hari, kondisi wanita itu telah stabil.

Berita Terkait

Berita Terkini