Wanita

Sudah Setahun Cerai, Salmafina Sunan Masih Alami Trauma Dekat Lelaki

Salmafina Sunan alami trauma berat akibat perceraiannya dengan Taqy Malik hingga takut kenal dengan lelaki lain.

Rima Sekarani Imamun Nissa | Shevinna Putti Anggraeni

Salmafina Sunan mengaku ingin memiliki anak dengan cara donor sperma (Suara.com/Sumarni)
Salmafina Sunan mengaku ingin memiliki anak dengan cara donor sperma (Suara.com/Sumarni)

Himedik.com - Sudah setahun lebih Salmafina Sunan, anak pengacara Sunan Kalijaga, cerai dengan Taqy Malik. Namun, rasa trauma dan ketakutan Salmafina akibat masa lalu rumah tangganya masih membekas sampai sekarang.

Saat itu perceraian Salmafina Sunan dan Taqy Malik cukup menjadi perbincangan. Apalagi Salmafina Sunan masih berusia di bawah 20 tahun untuk merasakan perceraian dan menjadi janda muda.

Setelah putus, banyak hal yang dilakukan Salmafina Sunan. Beberapa kali ia juga digosipkan dekat dengan lelaki dan menjalin hubungan asmara dengan seseorang spesial.

Tetapi, kabar Salmafina Sunan yang seolah sudah berhasil move on tak sepadan dengan isi hati dan beban pikirannya yang masih terbayang kisah pahit masa lalunya berumah tangga.

Salmafina Sunan mengaku sangat takut berkenalan dengan lelaki. Ia selalu takut langkahnya salah dan laki-laki dihadapannya bukan yang terbaik. Ia selalu takut dan berpikir mungkin saja lelaki yang ada di hadapannya akan sama saja dengan kisah masa lalunya.

Salmafina Sunan (Instagram/@salmafinasunan).
Salmafina Sunan (Instagram/@salmafinasunan).

''Benar-benar aku kalau sama laki-laki apa ya. Dibilang takut ya takit banget sampai kenalan sama cowok saja takut. Setakut itu, sampai aku selalu mikir bener nggak ini, dia baik nggak sih. Jadi aku selalu berpikiran gitu setiap hari,'' kata Salmafina Sunan dalam acara Rumpi Trans TV Sabtu (4/5/2019) kemarin.

Padahal bisa saja lelaki di depannya benar-benar orang baik, tetapi ketakutan Salmafina Sunan bahwa akan tersakiti lagi sudah sangat besar.

''Bahkan sama yang beneran baik saja, aku tuh sampai berpikir dia jahat sama kayak yang kemarin, sama kayak yang lalu. Sebesar itu takutnya, takut banget,'' ujarnya sambil terus menangis.

Salmafina Sunan mengaku perceraian dan kegagalannya dengan Taqy Malik telah membuatnya sangat trauma memulai hubungan atau sekedar berkenalan dengan lelaki lain. Bahkan, ia mengaku sempat menutup diri untuk mengenal lelaki.

Beberapa orang mungkin pernah merasakan sakit hati sangat dalam hingga trauma atau depresi seperti Salmafina Sunan. Melansir dari elitedaily.com, adapun 4 langkah yang harus dilakukan guna melawan trauma sakit hati:

1. Lewati dan rasakan semua perasaan yang ada

Berusaha melupakan atau berpura-pura tidak sedih hanya akan membuat kondisi seseorang yang sakit hati semakin buruk. Beberapa mungkin akan mengambil langkah yang di luar nalar atau berbuat salah yang akan disesali kemudian hari.

Cara pertama untuk melepas diri dari trauma sakit hati, cukup belajar menerima perasaan itu dan biarkan hilang seiring berjalannya waktu. Karena, semua perasaan sakit hati ini hanya akan bersifat sementara.

Dengan kita menerima dan membiarkannya berlalu, kondisi itu pula yang membuat kita belajar untuk memperbaiki diri dan kehidupan.

ilustrasi menangis - (Unsplash/Luis Galvez)
ilustrasi menangis - (Unsplash/Luis Galvez)

2. Terbuka dengan orang sekitar

Menyimpan sendiri kesedihan juga bukan cara yang baik. Kita perlu seseorang di sekitar yang mendengarkan dan selalu mendukung setiap langkah.

Seseorang yang sedang sakit hati harus meluapkannya atau menceritakannya dengan orang sekitar yang dipercaya agar lebih baik.

Intinya, cara ini guna menanamkan pada diri sendiri bahwa kita tidak sendiri kala jatuh dan ada orang yang masih menemani dalam keterpurukan.

3. Olahraga

Olahraga juga salah satu kegiatan yang paling disarankan ketika emosional tidak stabil dan sakit hati begitu dalam.

Karena, setiap gerakan yang mengeluarkan keringat seperti olahraga akan membangun serotonin yang membuat diri kita lebih kuat dan memiliki kontrol.

4. Terapi

Ketika semua cara yang dilakukan tidak membuat hati dan ikiran tenang, tak ada salahnya pergi ke ahli terapi atau psikolog.

Kita bisa menceritakan apapun kepada mereka agar mengetahui persis apa masalah dan kebutuhan kita. Mereka juga bisa memberi dukungan agarkita tetap hidup.

Berita Terkait

Berita Terkini