Wanita

Sembelit Ada Hubungannya dengan Penyakit Jantung, Kok Bisa?

Sebuah studi terbaru justru menemukan adanya kemungkinan hubungan antara sembelit dengan penyakit jantung.

Vika Widiastuti | Rosiana Chozanah

Buang air kecil terlalu sering hingga melewati batas normal bisa jadi tanda penyakit kronis (Suara.com/Shutterstock)
Buang air kecil terlalu sering hingga melewati batas normal bisa jadi tanda penyakit kronis (Suara.com/Shutterstock)

Himedik.com - Setiap orang pasti pernah mengalami sembelit. Hal ini tentu membuat tak nyaman, bahkan membuat perut kembung.

Melansir Web MD, sembelit bisa terjadi karena beberapa alasan berikut:

- Mengubah apa yang Anda makan atau aktivitas Anda
- Tidak cukup air atau serat dalam makanan
- Terlalu banyak mengonsumsi produk susu
- Tidak aktif
- Menahan buang air besar
- Terlalu sering menggunakan obat pencahar
- Sedang mengonsumsi beberapa obat (seperti antidepressan atau pil zat besi)
- Gangguan makan
- Kondisi neurologis seperti penyakit Parkinson atau multiple sclerosis

Keseringan buang air kecil bisa jadi tanda penyakit (Suara.com/Shutterstock)
Keseringan buang air kecil bisa jadi tanda penyakit (Suara.com/Shutterstock)

Walau terlihat biasa, tetapi sekitar satu dari lima orang dewasa pernah mengalami sembelit kronis.

Gejalanya seperti gerakan usus yang keras, kering dan kecil yang menyakitkan atau sulit dilewati. Hal ini sering terjadi kurang dari tiga kali dalam seminggu.

Sebuah studi terbaru justru menemukan adanya kemungkinan hubungan antara sembelit dengan penyakit jantung.

Studi ini, dilansir dari health.harvard.edu, edisi Maret 2016 dari Aterosklerosis , melibatkan lebih dari 45.000 orang dewasa berusia 40 hingga 79 tahun.

Setelah tindak lanjut yang berlangsung lebih dari 13 tahun, para peneliti menemukan hubungan antara pergerakan usus yang jarang dan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi, terutama kematian akibat stroke.

Tetapi, menurut Dr. Adolph M. Hutter, profesor kedokteran di Harvard Medical School dan direktur Program Kinerja Kardiak di Rumah Sakit Umum Massachusetts, penelitian ini tidak membuktikan bahwa sembelit bisa meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit kardiovaskular.

"Untuk satu hal, kita tidak tahu apakah orang dengan sembelit sedang minum obat atau memiliki kondisi kesehatan yang mungkin memengaruhi kesehatan kardiovaskular mereka, yang dapat mengacaukan hasilnya," catat Hutter.

Meski begitu, dia memiliki beberapa kata peringatan tentang kemungkinan adanya hubungan antara sembelit dengan faktor penyakit jantung ini.

Menurut penjelasannya, jika seseorang mengalami BAB hanya setiap empat hari sekali, ada kemungkinan orang tersebut menahan diri dan mengejan saat di toilet.

"Tidak ada keraguan bahwa sembelit yang memerlukan tekanan dapat membuat sistem kardiovaskular berisiko dengan meningkatkan tekanan darah," kata Dr. Hutter.

Peningkatan tekanan darah yang tiba-tiba di otak dapat meningkatkan risiko stroke.

Meskipun tidak ada sebab dan akibat yang jelas dan risikonya mungkin cukup kecil, temuan penelitian ini patut dicatat, jika hanya sebagai pengingat untuk menghindari ketegangan yang berlebihan saat Anda berada di toilet.

Berita Terkait

Berita Terkini