Wanita

Gairah Seksual Wanita Rendah? Tak Perlu Cemas, Pakar Sudah Temukan Obatnya

Pakar membuat sebuah obat untuk mengatasi masalah gairah seksual rendah pada perempuan

Vika Widiastuti | Rosiana Chozanah

Ilustrasi berhubungan intim - (Shutterstock)
Ilustrasi berhubungan intim - (Shutterstock)

Himedik.com - Para pakar obat sudah menemukan obat untuk meningkatkan gairah seksual pada wanita yang mengalami penurunan.

Melansir Insider, ada dua obat yang telah disetujui oleh Food and Drug Administrator (FDA) pada Jumat (21/6/2019) lalu untuk meningkatkan gairah seksual seorang perempuan.

Obat bernama Vyleesi ini digunakan oleh perempuan premenopause dengan kelainan seperti kurangnya minat secara terus menerus pada hubungan seksual, dan kondisi ini dapat menyebabkan stres.

Penggunaan obat ini disuntikkan pada paha atau perut untuk meningkatkan minat seksual selama beberapa jam.

"Kelebihan dari obat baru ini adalah perempuan hanya menggunakannya saat membutuhkan," kata Dr. Julia Johnson, seorang spesialis reproduksi di UMass Memorial Medical Center.

ilustrasi obat peningkat gairah perempuan (Shutterstock)

Tetapi obat ini juga mempunyai kekurangan, yaitu suntikan dan kemungkinan membuat beberapa perempuan menjadi mudah tersinggung. Sedangkan efek samping lainnya adalah membuat mual.

Meski begitu persetujuan ini juga didasarkan pada respons perempuan terhadap kuesioner yang menunjukkan peningkatan hasrat seksual dan penurunan stres terkait seks. Para wanita tidak melaporkan melakukan lebih banyak seks, tujuan asli untuk obat tersebut.

"Wanita tidak menginginkan lebih banyak seks. Mereka menginginkan seks yang lebih baik," kata Dr. Julie Krop, kepala petugas medis Amag Pharmaceuticals.

Vyleesi bertindak pada reseptor untuk hormon perangsang otak yang disebut melanocortin, yang berhubungan dengan gairah seksual dan nafsu makan pada pria dan wanita.

Amag yang berbasis di Waltham, Massachusetts berencana untuk memberikan obat itu kepada konsumen melalui media sosial, termasuk situs web yang disebut unblush.com yang memberi tahu wanita bahwa dorongan seks yang rendah "tidak perlu disalahkan."

Tetapi tidak semua pakar sepenuhnya setuju dengan obat ini.

Johnson dari UMass mengatakan obat-obatan seharusnya tidak menjadi pilihan pertama untuk mengobati masalah seksual perempuan. Sebagai gantinya, dia merekomendasikan konseling untuk membantu mereka 'memisahkan semua tekanan hidup' dari kehidupan seks mereka.

"Tetapi jika itu tidak berhasil, mengonsumsi obat yang dapat membantu patut dicoba," katanya.

Berita Terkait

Berita Terkini