Wanita

G-Spot Jadi Acuan untuk Kesenangan Wanita Saat Bercinta, Padahal Ini Mitos

Padahal, banyak titik stimulan yang tak kalah bagus untuk membuat wanita mencapai kenikmatan selama sesi bercinta.

Vika Widiastuti | Rosiana Chozanah

Ilustrasi berhubungan intim - (Shutterstock)
Ilustrasi berhubungan intim - (Shutterstock)

Himedik.com - Konsep G-spot, yang selama ini dipercaya sebagai titik penginduksi kenikmatan yang berada di dinding depan vagina.

Namun, ginekolog dan penulis 'The Vagina Bible', Dr. Jen Gunter, menunjukkan dalam penelitian terbaru bahwa sebenarnya tidak ada G-spot.

Menurut Dr. Gunter, kesenangan seksual lebih rumit daripada menyentuh satu area tubuh berulang kali.

Para peneliti yang baru-baru ini mempelajari konsep tersebut tidak dapat menemukan tempat khusus yang dijelaskan Gräfenberg, sang penggagas teori G-spot. Bahkan, ketika peneliti menggunakan pemindaian dan biopsi.

Dr. Gunter mengatakan, kemungkinan Gräfenberg salah menafsirkan bagian lain dari organ intim wanita, seperti klitoris yang penuh syaraf, karena ini adalah penemuan baru G-spot.

Gaya bercinta air terjun untuk penetrasi yang lebih dalam. (Shutterstock)
Ilustrasi bercinta (Shutterstock)

"Bagian bawah vagina, dekat dengan uretra, akan terasa hebat bagi banyak wanita karena rangsangan di sini mengakses klitoris, tetapi dibutuhkan rangsangan yang tepat. Dan ini bukan 'saklar on-off'," tulis Dr. Gunter, melansir INSIDER.

Percaya bahwa area itu berfungsi seperti 'tombol' adalah hal berbahaya karena bisa membuat pria dan wanita percaya seorang wanita harus bisa orgasme melalui stimulasi G-spot saja, kata Dr. Gunter dalam bukunya.

Jika si wanita tidak bisa, mereka menyimpulkan ada yang salah dengan tubuh wanita tersebut. Padahal, stimulasi dapat dilakukan di bagian tubuh lainnya.

Ilustrasi pasangan harmonis bercinta. (Shutterstock)
Ilustrasi pasangan harmonis bercinta. (Shutterstock)

"Pada dasarnya, semua jalan kesenangan mengarah ke klitoris," lanjut Dr. Gunter.

Sebaliknya, gagasan G-spot memegang kunci orgasme wanita adalah tidak benar dan telah menghasilkan ekspektasi masyarakat yang tidak adil seputar konsep kesenangan wanita. Hal itu sebenarnya dapat dicapai dengan cara lain yang tidak hanya fokus pada bagian dalam vagina.

Berita Terkait

Berita Terkini