Wanita

Ibu Hamil Berisiko Jadi Pasien Covid-19 Asimtomatik, Apa Sebabnya?

Penelitian menemukan bahwa wanita hamil lebih berisiko terinfeksi virus corona Covid-19 tanpa gejala atau asimtomatik.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

ilustrasi ibu hamil - (Pixabay/StockSnap)
ilustrasi ibu hamil - (Pixabay/StockSnap)

Himedik.com - Gejala virus corona Covid-19 meliputi batuk dan demam tinggi. Tapi, beberapa orang yang terinfeksi virus corona Covid-19 bisa tak mengalami gejala apapun atau biasanya disebut asimtomatik.

Ada banyak kasus virus corona Covid-19 yang terdeteksi pada wanita hamil. Meski begitu, masih banyak yang belum diketahui tentang seberapa bahayanya virus corona Covid-19 pada wanita hamil.

Sementara itu, beberapa wanita hamil mengalami infeksi yang lebih ringan dan lainnya menjalani perawatan di rumah sakit.

Transmisi vertikal dan pemulihan tertunda juga bisa dilakukan dan ada banyak penelitian yang masih berlangsung. Namun, penelitian baru sekarang menyoroti seberapa risiko Covid-19 pada wanita hamil.

Analisis kompilasi dari 77 penelitian yang merinci kehamilan dan risiko Covid-19 telah membuktikan bahwa banyak kasus rawat inap yang dialami oleh pasien virus corona Covid-19 tanpa gejala.

Ilustrasi ibu hamil. (Shutterstock)
Ilustrasi ibu hamil. (Shutterstock)

Studi tersebut juga menemukan bahwa wanita hamil memiliki risiko lebih tinggi untuk menjalani perawatan intensif di rumah sakit dibandingkan wanita yang tidak hamil.

Kondisi terinfeksi virus corona tanpa gejala atau asimtomatik juga bisa menunda diagnosis dan membuat virus lebih mampu menyebarkan penyakit secara diam-diam.

Sebenarnya, sudah lama ada spekulasi bahwa risiko infeksi virus corona selama kehamilan bisa ringan atau sedang.

Namun, virus corona yang mirip flu ini bisa membahayakan sistem kekebalan calon ibu dan memerlukan perawatan intensif.

Mereka juga cenderung melaporkan gejala infeksi yang khas, seperti demam, batuk atau sakit kepala dibandingkan wanita pada usia reproduksi yang sama.

Anehnya, wanita mengalami gejala virus corona Covid-19 yang lebih sedikit dan ringan bila dibandingkan dengan pria. Tetapi, hal yang sama belum diamati pada pasien hamil.

Dilansir dari Times of India, pekan lalu, seorang wanita hamil dari Mumbai menjadi kasus pertama yang mengalami keguguran akibat virus corona Covid-19 di usia kehamilan 8 minggu.

Secara global, ada lebih sedikit laporan tentang angka kematian yang tinggi pada bayi baru lahir. Banyak wanita hamil telah melahirkan bayi sehat dan juga melakukan pemulihan dengan baik.

Berdasarkan penelitian ini, para dokter menyebutkan bahwa banyak kondisi kesehatan sebelumnya yang berkontribusi besar pada diagnosis virus corona Covid-19.

"Meskipun begitu, 17 persen wanita melahirkan sebelum 37 minggu yang dianggap sebagai kelahiran prematur dan hanya 6 persen yang benar-benar melahirkan prematur yang membuat kami berpikir ada faktor lain," jelasnya , masih dikutip dari Times of India.

Berita Terkait

Berita Terkini