Wanita

Awas, Wanita Berusia 50-an Berisiko Tinggi Mengalami Long Covid-19

Para peneliti mengidentifikasi beberapa faktor yang dapat menyebabkan Long Covid-19,

Yasinta Rahmawati

Ilustrasi penyebaran Covid-19. (Pixabay/Mohamed Hassan)
Ilustrasi penyebaran Covid-19. (Pixabay/Mohamed Hassan)

Himedik.com - Usai sembuh dari virus, beberapa orang bisa mengalami Long Covid-19. Sebuah studi baru menemukan, wanita berusia antara 50 hingga 60 tahun ada pada risiko tertingi mengembangkan Long Covid-19 usai tertular virus.

Dilansir dari Independent, studi oleh King's College London ini memeriksa data dari aplikasi Covid Symptom Study. Dipimpin oleh Dr Claire Steves dan Profesor Tim Spector, mereka menganalisis data dari 4.182 orang dan menemukan satu dari 20 orang dengan virus corona cenderung mengalami gejala Long Covid-19.

Studi tersebut menemukan bahwa wanita berusia antara 50 dan 60 tahun delapan kali lebih mungkin mengembangkan Long Covid-19, dibandingkan dengan usia 18 hingga 30 tahun.

Para peneliti pun mengidentifikasi empat faktor yang dapat menyebabkan Long Covid-19, yakni usia pada kedua jenis kelamin, wanita di bawah 60 tahun, berat badan, dan tingkat keparahan gejala awal.

Studi menunjukkan mereka yang memiliki dampak jangka panjang dari virus memiliki indeks massa tubuh (BMI) rata-rata yang sedikit lebih tinggi daripada orang yang melakukan pemulihan lebih cepat.

Peneliti juga menemukan penderita asma lebih mungkin untuk mendapatkan Long Covid-19. Namun para peneliti tidak menemukan korelasi yang jelas antara gejala jangka panjang dan kondisi kesehatan lain yang mendasari.

Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)

Studi tersebut memperkirakan sekitar satu dari tujuh mereka yang mengidap gejala virus corona akan sakit setidaknya selama empat minggu, satu dari 20 selama delapan minggu dan satu dari 45 selama 12 minggu atau lebih.

Profesor Spector mengatakan Covid-19 adalah penyakit ringan bagi banyak orang, tetapi untuk satu dari 50, gejalanya dapat bertahan lebih dari 12 minggu.

Jadi penting bahwa, selain mengkhawatirkan tingginya angka kematian, kita juga perlu mempertimbangkan mereka yang akan terkena Covid-19 dalam jangka panjang jika pandemi tidak segera dikendalikan.

"Saat kita menunggu vaksin, sangat penting bagi kita semua untuk bekerja sama membendung penyebaran virus corona melalui perubahan gaya hidup dan isolasi diri yang lebih ketat dengan gejala atau tes positif," ujarnya.

Long Covid-19 atau Covid-19 jangka panjang sendiri mengacu pada orang yang mengalami gejala virus corona lebih dari dua minggu, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Gejalanya berkisar dari kehabisan napas, merasa kelelahan luar biasa, kesulitan berkonsentrasi, mengalami nyeri otot, nyeri sendi, kabut otak, kehilangan ingatan, masalah pernapasan dan kardiovaskular, serta depresi.

Berita Terkait

Berita Terkini