Wanita

Ilmuwan Kembangkan Terapi Androgen untuk Kanker Payudara

Berdasarkan studi ini, androgen bisa dijadikan pengobatan kanker payudara reseptor estrogen positif.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi kesadaran akan kanker payudara - (Shutterstock)
Ilustrasi kesadaran akan kanker payudara - (Shutterstock)

Himedik.com - Para ilmuwan dari University of Adelaide di Australia Selatan telah mengidentifikasi pengobatan potensial baru untuk kanker payudara reseptor estrogen positif atau estrogen receptor-positive (ER positif).

Berdasarkan studi ini, androgen, hormon seks pria tetapi juga ditemukan pada wanita, bisa dijadikan pengobatan kanker payudara jenis ini.

"Mengingat manfaat kualitas hidup dan kemanjuran strategi pengobatan ini, kami berharap dapat menerjemahkannya ke dalam uji klinis sebagai kelas baru terapi endokrin untuk kanker payudara," kata penulis studi Wayne Tilley, PhD, direktur Laboratorium Penelitian Kanker Dame Roma Mitchell di Sekolah Kedokteran Adelaide.

Bagaimana Hormon Seks Memengaruhi Kanker Payudara?

Dilansir Verywell Health, estrogen, progesteron, dan androgen adalah hormon seks. Artinya, hormon ini mendorong perkembangan dan reproduksi seksual manusia. Ketiganya ada pada pria dan wanita, hanya pada derajat yang berbeda.

Namun, hormon ini juga dapat memicu jenis pembelahan sel penyebab kanker. Misalnya, aktivitas estrogen yang berlebihan merupakan dasar biologis penyebab kanker payudara reseptor estrogen-positif.

Ilustrasi kanker payudara
Ilustrasi kanker payudara (Shutterstock)

Hubungan tersebut menginspirasi banyak pendekatan pengobatan, termasuk terapi endokrin.

Terapi endokrin saat ini, yang dikenal terapi hormon, melibatkan penggunaan obat-obatan seperti inhibitor aromatase untuk mengurangi konsentrasi estrogen atau progesteron dalam tubuh.

Obat tersebut seringnya diresepkan untuk mengurangi risiko kekambuhan pada penyintas kanker payudara.

Meski begitu, terapi jauh dari sepenuhnya efektif. Tilley menyebut resistensi terhadap terapi ini adalah penyebab utama kematian akibat kanker payudara.

Karenanya, Tilley dan rekannya mulai menyelidiki penggunaan androgen untuk mengobati kanker payudara reseptor estrogen-positif.

Menggunakan model garis sel dan model yang diturunkan dari pasien, peneliti menemukan aktivasi reseptor androgen memiliki dampak anti tumor yang kuat, termasuk yang tidak merespon secara efektif terhadap terapi endokrin.

"Terapi aktivasi reseptor androgen secara konsisten mengungguli terapi target reseptor estrogen yang dijadikan perawatan standar," sambung Tilley.

Penulis studi yang terbit dalam Nature Medicine ini mencatat reseptor androgen dapat diaktifkan dengan obat-obatan androgen alami atau androgenik (peniru androgen).

Uji klinis salah satu obat tersebut, Enobosarm, dijadwalkan untuk kuartal kedua tahun ini.

Jika hasil studi baru ini akhirnya menghasilkan pengobatan baru, pengobatan untuk kondisi medis lain yang dipicu oleh estrogen, termasuk stroke, pembekuan darah, dan penyakit jantung, dapat menyusul.

Berita Terkait

Berita Terkini