Wanita

Derita Depresi Akibat Kanker, Wanita 77 Tahun Ini Konsumsi Magic Mushroom

Apa efeknya pada wanita ini?

Rosiana Chozanah

Ilustrasi wanita depresi - (Pixabay/JerzyGorecki)
Ilustrasi wanita depresi - (Pixabay/JerzyGorecki)

Himedik.com - Seorang wanita bernama Kathleen Kral mengklaim magic mushroom telah meringankan depresinya dan membantunya move on dari pengalaman kegugurannya.

Kral didiagnosis menderita kanker stadium akhir tiga tahun lalu. Inilah pemicu depresinya.

"Saya cenderung melihat sisi negatif dari kehidupan. Diagnosis kanker telah membuatnya jauh lebih buruk," jelas Kral, dikutip dari Insider.

Beberapa temannya telah memperingatkan untuk tidak menggunakan magic mushroom, tetapi Kral tetap bersikeras dan mulai mengajukan diri sebagai peserta uji klinis dalam sebuah penelitian.

Bahan psikoaktif dalam magic mushroom, psilocybin, dinilai dapat meredakan kecemasan dan depresi bagi penderita kanker stadium akhir.

(Shutterstock)
Ilustrasi sakit kanker (Shutterstock)

Itulah mengapa beberapa negara melegalkannya. Seperti Kanada, pasien dapat mengakses versi sintetis obat dari dealer berlisensi, tetapi proses untuk mendapatkannya bisa memakan waktu lama.

"Depresi itu, kalau bisa diringankan, kenapa tidak coba?" kata ahli onkologi dan peneliti di Maryland yang terlibat dalam uji klinis diikuti Kral, Manish Agrawal.

Kral mengonsumsi mulai psilocybin dosis tinggi dalam uji klinis yang diawasi profesional medis di Aquilino Cancer Center, Maryland, pada November 2020.

Ia mulai mengalami efeknya satu jam setelah meminum obat. Kral mulai mengalami halusinasi. Meski awalnya terdapat beberapa gambaran yang tidak menyenangkan, ia berlatih untuk mengontrolnya.

"Sudah tersembunyi di pikiran, aku rasa," kata Kral.

Walau masih menderita depresi dan rasa sakit akibat kankerknya, Kral mengaku perasaannya menjadi lebih baik setelah mengonsumsi magic mushroom.

Pengalaman Kral mencerminkan bahwa magic mushroom membantu meredakan kecemasan dan depresi.

Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui dengan tepat seberapa baik kerjanya dan apakah aman untuk semua pasien.

Berita Terkait

Berita Terkini