Anak

Waspada, Lakukan Kekerasan untuk Mendisiplinkan Anak Bisa Berbuntut Panjang

"Kami berharap resolusi ini akan membuat lebih banyak orang tua dan pengasuh menyadarinya," katanya.

Vika Widiastuti

Ilustrasi anak alami kekerasan (Pixabay/akiragiulia)
Ilustrasi anak alami kekerasan (Pixabay/akiragiulia)

Himedik.com - Mendisipilinkan anak dengan kekerasan dan hukuman fisik, bukanlah hal efektif karena efeknya bisa buruk dalam jangka panjang. 

Hal ini sesuai dengan rekomendasi American Psychological Association (APA) dan American Academy of Pediatrics (AAP) yang menyatakan bahwa cara kekerasan tidak efektif untuk mendisiplinkan anak dalam jangka panjang.

Penggunaan hukuman fisik pada anak-anak telah dilakukan secara turun temurun di Amerika Serikat selama 50 tahun terakhir, demikian dikatakan Presiden APA, Rosie Phillips Davis, dalam rilisnya ke media.

"Kami berharap resolusi ini akan membuat lebih banyak orang tua dan pengasuh menyadari bahwa ada bentuk lain untuk mendisiplinkan anak yang lebih efektif, dan bahkan lebih mungkin menghasilkan perilaku yang ingin mereka lihat pada anak-anak mereka," tulisnya.

Pada bulan November tahun lalu, AAP sebenarnya telah mengeluarkan pernyataan kebijakan yang memberitahu orang tua bahwa strategi mendisiplinkan anak tidak harus melibatkan pukulan, atau bentuk lain dari hukuman fisik, atau mempermalukannya secara verbal.

Ilustrasi kekerasan - (Pixabay/Alexas_Fotos)
Ilustrasi kekerasan - (Pixabay/Alexas_Fotos)

Pernyataan AAP ini mendorong orang tua untuk tidak memukul saat mengajarkan anak mereka tentang kedisplinan.

"Strategi pendisiplinan yang merugikan, termasuk semua bentuk hukuman fisik, berteriak, atau mempermalukan anak-anak, mungkin efektif dalam jangka pendek, namun tidak efektif dalam jangka panjang," demikian pernyataan AAP, mengutip beberapa penelitian yang menghubungkan hukuman fisik dengan hasil negatif untuk anak-anak.

Berbagai studi tentang dampak hukuman fisik telah membuktikan betapa anak-anak tidak mendapat manfaat dari hukuman fisik ini.

Bahkan, satu studi menemukan bahwa anak-anak akan melanjutkan perilaku yang sama setelah mereka dihukum, hanya dalam 10 menit setelah ia mengalami pukulan. Sementara hasil studi lainnya mengaitkan hukuman fisik yang keras skor IQ yang lebih rendah.

Peneliti juga menemukan bahwa memukul anak-anak membuat orang tua menciptakan siklus negatif dalam hubungan mereka.

Semua penelitian menunjukkan hasil yang bertentangan dengan apa yang orang tua inginkan ketika mencoba mendisiplinkan anak-anak mereka.

Tapi kini, para ahli melihat generasi orang tua saat ini lebih kecil kemungkinannya untuk memukul daripada generasi sebelumnya, dan berharap tren penguatan dan empati positif terus berlanjut.

Mereka juga melihat bahwa banyak orangtua saat ini lebih jarang menggunakan kekuatan fisik, kata-kata yang mempermalukan, dan penghinaan pada anak-anak mereka. (Suara.com/Dinda Rachmawati)

Berita Terkait

Berita Terkini