Info

Sering Dikira Sama, Ketahui Beda Rasa Cemas dan Gangguan Kecemasan

Berikut beda gangguan kecemasan dan rasa cemas yang perlu kamu tahu.

Yasinta Rahmawati

Ilustrasi cemas. (pixabay/xusenru)
Ilustrasi cemas. (pixabay/xusenru)

Himedik.com - Rasa cemas merupakan hal normal yang biasa dialami banyak orang. Namun mungkin ada yang belum tahu bahwa rasa cemas dan gangguan kecemasan adalah dua hal yang berbeda.

Untuk memahami perbedaannya, Kepala Departemen Kesehatan Mental Fortis Healthcare, Kamna Chhibber mengatakan bahwa perasaan cemas yang dirasakan seseorang pada dasarnya normal dan terjadi pada setiap individu.

Dilansir dari Healthshots, Ia menyebutkan bagaimana rasa cemas memiliki nilai evolusinya sendiri, bahkan ketika seseorang sedang merasakan situasi yang penuh tekanan. Mulai dari deadline, cemas saat menghadapi meeting, atau presentasi misalnya.

Berbeda dari rasa cemas biasa, gangguan kecemasan terjadi ketika seseorang menghadapi situasi yang tidak mendukung. Sisi lain, ada faktor yang mendukung terjadinya gangguan kecemasan, mulai dari fisiologis dan pikiran yang berhubungan dengan individu. Salah satunya yakni persepsi, asosiasi yang salah, irasional, dan pikiran yang tidak logis.

Ilustrasi Anxiety Disorder, gangguan kecemasan, wanita cemas, takut (elemen envato)
Ilustrasi Anxiety Disorder, gangguan kecemasan, wanita cemas, takut (elemen envato)

“Kecemasan jauh dan lebih dari sekadar perasaan khawatir, dalam skenario terjadi seperti itu,” ungkap Chibber.

Kamna Chibber mulai menyorot bagaimana gangguan kecemasan dapat menghentikan beberapa fungsi di kehidupan sehari-hari. Mulai dari hubungan, pekerjaan, hingga pekerjaan rumah tangga.

Apa saja gejala gangguan kecemasan?

Chibber menunjukkan ada beberapa gangguan kecemasan yang dibagi menjadi dua kategori. Berikut gejalanya:

  • Pikiran dan mental: gejala ini terjadi ketika seseorang mengalami overthinking, merenung terus-menerus, merasa khawatir, punya pikiran ke arah yang berbeda, kecemasan, dan mudah marah.
  • Fisiologis dan jasmani: seseorang yang mengalami gangguan kecemasan dapat merasakan jantung yang berdebar-debar, berkeringat di telapak tangan, tungkai, dan kaki. Lalu merasakan mual, takut, gelisah, kurang fokus serta kurangnya konsentrasi.

Apakah gangguan kecemasan dapat memengaruhi kualitas tidur? Walau Chibber mengatakan tidak ada pengaruhnya, akan tetapi perasaan khawatir dan cemas yang berlebihan dapat menyebabkan seseorang sulit tidur.

“Dan ini membuat Anda terjaga hingga larut malam. Tentunya, dampak buruk tidur ini dikaitkan dengan adanya depresi,” pungkas Chibber.

(Suara.com/Aflaha Rizal Bahtiar)

Berita Terkait

Berita Terkini