Himedik.com - Penyakit kardiovaskular atau semua gangguan yang berdampak pada jantung serta pembuluh darah sangat umum terjadi dan kondisinya sangat serius.
Sebuah studi baru yang terbit di PLOS Medicine menemukan bahwa orang yang didiagnosis dengan penyakit kardiovaskular akan mendapat banyak manfaat dari aktivitas fisik.
Baca Juga
Mana yang Lebih Disukai Wanita, Durasi Hubungan Seks Singkat atau Lama?
Terpopuler Kesehatan: Trik Andrew White Ajarkan Anak Gaya Hidup Sehat, Enzy Storia Cerita Penyakit Autoimun
Cerita Awal Mula Enzy Storia Didiagnosis Sakit Autoimun: Gak Bisa Jalan Normal 2 Tahun
Merasa Punya Gangguan Mental? Ini 4 Tips untuk Menghindari Diagnosis Sendiri yang Berbahaya
Apa itu Penyakit Kusta? Begini Gejala, Penularan, dan Cara Mengobatinya
Menurut Medical News Today, penelitian kohort ini dilakukan oleh peneliti Belanda terhadap 142.493 peserta.
Kemudian peneliti menganalisis hubungan antara aktivitas fisik ringan, sedang, hingga berat, dengan semua penyebab kematian (yang berhubungan dengan kardiovaskular), serta kejadian gangguan kardiovaskular pada peserta.
Untuk kejadian gangguan kardiovaskular, peneliti memasukkan serangan jantung, stroke, gagal jantung kronis dan akut, dan setiap operasi yang berhubungan dengan jantung.

Peneliti menemukan bahwa secara keseluruhan, aktivitas fisik sedang hingga berat dapat menurunkan risiko semua penyebab kematian dan kejadian gangguan kardiovaskular.
Namun, peneliti juga menemukan aktivitas fisik paling bermanfaat bagi kelompok peserta yang sudah mengidap penyakit kardiovaskular.
Temuan ini menekankan bahwa melakukan lebih banyak olahraga akan lebih baik bagi penyandang penyakit kardiovaskular.
"Bagi orang yang sehat dan mereka yang faktor risiko kardiovaskular, seperti hipertensi dan diabetes, kami menemukan bahwa peningkatan volume olahraga menyebabkan pengurangan risiko secara bertahap," ujar penulis utama studi Esmee Bakker.
Aktivitas fisik sedang hingga berat yang dilakukan di waktu senggang dikaitkan dengan tingkat manfaat kesehatan tertinggi.
Secara keseluruhan, peneliti menyimpulkan bahwa memberi rekomendasi aktivitas fisik harus mempertimbangkan status kesehatan kardiovaskular pasien.
Tetapi, riset memiliki beberapa keterbatasan, yakni penelitian bersifat observasional yang artinya tidak dapat membuktikan apakah aktivitas fisik yang lebih tinggi akan mencegah kematian atau kejadian gangguan kardiovaskular. Selain itu, beberapa data dilaporkan sendiri, yang berisiko pengumpulan data tidak akurat.