Anak

Negara Ini Catat Kasus Campak Pertamanya Setelah Lima Tahun Terakhir

Lima tahun bebas campak, Kosta Rika tersandung kasus campak yang berasal dari keluarga Prancis.

Vika Widiastuti | Dwi Citra Permatasari Sunoto

Ilustrasi vaksin. (pixabay/whitesession)
Ilustrasi vaksin. (pixabay/whitesession)

Himedik.com - Hingga saat ini keberadaan vaksin memang masih menuai pro kontra. Sayangnya, hal itu kian mengkhawatirkan. Semakin banyak orang tua yang tidak mau memberikan vaksin pada anaknya.

Seperti kasus baru-baru ini yang melibatkan negara Amerika Selatan, Kosta Rika, yang baru saja mencatat kasus campak pertamanya dalam lima tahun terakhir.

Hal itu terjadi setelah sebuah keluarga Prancis bepergian ke negara itu dengan anak mereka yang berusia 5 tahun yang tidak divaksinasi.

Menurut Telegraph yang dilansir dari World of Buzz, Selasa (26/2/2019) bocah itu jatuh sakit ketika sedang berlibur bersama orang tuanya. Ibunya yang berusia 30 tahun divaksinasi, sedangkan ayahnya yang berusia 35 tahun tidak.

Berdasarkan laporan, para orang tua mengatakan kepada dokter setempat di Kosta Rika bahwa anak-anak lain di sekolah putra mereka terkena campak, dan seorang juru bicara Kementerian Kesehatan Prancis membenarkan bocah itu didiagnosis dengan virus yang sangat menular.

Lebih lanjut juru bicara mengatakan bahwa saat ini pemerintah Perancis hanya baru-baru ini membuat vaksin campak wajib bagi mereka yang lahir pada atau setelah 1 Januari 2018, sehingga bocah itu tidak terpengaruh oleh persyaratan baru ini.

Ilustrasi vaksin MR (suara)
Ilustrasi vaksin. (suara)

Sementara itu, saat ini otoritas kesehatan Kosta Rika sedang menyelidiki mereka yang mungkin telah melakukan kontak dengan bocah yang terinfeksi.

Sejauh ini mereka telah menemukan 26 orang yang diketahui telah melakukan kontak dengannya dan semuanya dilaporkan telah divaksinasi.

Kosta Rika dilaporkan tidak memiliki kasus campak domestik sejak 2006, sementara kasus terakhir yang tercatat didatangkan dari negara lain pada tahun 2014.

Campak adalah virus yang sangat menular yang dapat berakibat fatal bagi anak kecil dan gejalanya muncul antara 10 dan 14 hari setelah kontraksi.

Virus ini dapat ditularkan melalui cairan dari hidung, mulut atau tenggorokan mereka yang terinfeksi. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gejala-gejala virus ini meliputi demam tinggi, mata berair, mata merah.

Bercak-bercak putih kecil di bagian dalam mulut, ruam di wajah dan leher bagian atas yang dapat muncul beberapa hari kemudian.

Ruam ini kemudian akan menyebar ke bawah secara bertahap. WHO juga menunjukkan bahwa sementara vaksin yang aman dan efektif sudah tersedia, campak masih tetap menjadi penyebab kematian yang signifikan di antara anak-anak secara global.

Bahkan bulan lalu, WHO mencatat bahwa keragu-raguan terhadap vaksin masuk dalam daftar 10 ancaman paling serius terhadap kesehatan manusia pada 2019.

Berita Terkait

Berita Terkini