Anak

Mengenal Sakit Kepala Migrain pada Anak-anak, Seperti ini Penyebabnya!

Sakit kepala migrain bisa diderita oleh anak-anak, khususnya anak laki-laki yang lebih berisiko daripada perempuan.

Vika Widiastuti | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi anak sakit - (Shutterstock)
Ilustrasi anak sakit - (Shutterstock)

Himedik.com - Migrain termasuk sakit kepala parah yang biasanya memengaruhi satu sisi atau kedua sisi kepala. Sakit kepala migrain ini bisa dialami oleh oraang dewasa, bahkan anak-anak.

Sakit kepala seperti ini bisa melumpuhkan, penderita migrain juga bisa merasakan pusing atau sakit perut. Bahkan penderita migrain juga terkadang sensitif terhadap cahaya, kebisingan dan bau.

Ketika seseorang mengalami migrain dilansir dari Asia One, gejalanya akan terasa semakin parah ketika melihat cahaya, bau atau suara bising. Biasanya penderita juga tidak bisa melanjutkan aktivitas rutin karena gejala migrain sudah disertai mual hingga muntah.

Sebagian besar migrain berlangsung dari 30 menit hingga beberapa jam, ada pula yang berlangsung berhari-hari. Migrain juga dikenal sebagai sakit kepala akut yang berulang.

Pada anak usia dini dan sebelum pubertas, migrain lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan perempuan. Pada masa remaja, migrain justru lebih memengaruhi perempuan daripada laki-laki. Menginjak dewasa, wanita 3 kali lebih mungkin mengalami migrain daripada pria.

Ilustrasi sakit kepala (shutterstock)
Ilustrasi sakit kepala (shutterstock)

Lalu apa yang menyebabkan migrain pada anak-anak?

Para ahli percaya bahwa migrain bisa jadi faktor genetik atau riwayat penyakit keluarga. Anak-anak yang memiliki orangtua yang sering migrain memiliki peluang lebih besar mengalami hal sama.

Namun, penyebab pasti migrain belum diketahui persis. Tetapi, pemicu migrain bisa berbeda-beda pada setiap orang. Adapun beberapa pemicu migrain pada anak-anak seperti berikut ini:

1. Stres - terutama yang berkaitan dengan sekolah (misalnya, pekerjaan sekolah, intimidasi) dan masalah keluarga. Manajemen stres meliputi olahraga teratur, istirahat yang cukup, tidur dan diet, dan menikmati kegiatan dan hobi yang menyenangkan.

2. Kurang tidur - menghasilkan lebih sedikit energi untuk mengatasi stres. Usahakan untuk tidur setidaknya 8 jam setiap malam.

3. Perubahan dalam rutinitas rutin - seperti kurang tidur, bepergian, atau sakit dapat memicu migrain.

Ilustrasi anak sakit (shutterstock)
Ilustrasi anak sakit (shutterstock)

4. Perubahan pola makan normal - tidak makan dapat menyebabkan migrain. Pastikan anak Anda makan tiga kali sehari dan tidak melewatkan sarapan.

5. Menstruasi - untuk anak perempuan, saat mereka memasuki usia remaja, perubahan hormon normal yang disebabkan oleh siklus menstruasi dapat memicu migrain.

6. Perjalanan - mabuk perjalanan yang kadang-kadang disebabkan oleh perjalanan dengan mobil atau kapal dapat memicu migrain.

7. Diet - makanan tertentu atau zat tambahan makanan dapat memicu migrain.

Makanan ini termasuk buah jeruk, es krim, keju tua, pizza, daging makan siang, sosis atau hot dog (yang mengandung nitrat.

Selain itu makanan dan minuman yang mengandung kafein termasuk cokelat, teh, kopi, cola; dan makanan mengandung monosodium glutamat (MSG) seperti makanan oriental.

Berita Terkait

Berita Terkini