Anak

Wajib Waspada, Ketahui Penyebab Anak Alami Kejang Demam Berulang

Untuk menghindari kejang saat anak demam, sebaiknya orangtua memiliki termometer di rumah.

Yasinta Rahmawati

ilustrasi anak demam (shutterstock)
ilustrasi anak demam (shutterstock)

Himedik.com - Saat anak sakit, tak jarang orangtua menjadi panik, terutama saat mengalami kejang demam. Kondisi ini pun semakin membuat orangtua cemas jika anak masih berusia enam bulan sampai lima tahun.

Dokter spesialis anak Harijadi menjelaskan bahwa kejang demam bisa terjadi jika saat suhu tubuh anak lebih dari 38 derajat celcius.

Tubuh akan mengalami kejang hingga kaku, mata akan nampak mendelik, dan anak tidak merespon saat dipanggil. Menurut Harijadi umumnya kejang demam terjadi kurang dari lima menit dan hanya terjadi sekali dalam waktu 24 jam.

Tetapi jika anak mengalami kejang demam berulang dalam waktu 24 jam, orangtua patut memperhatikan faktor tertentu.

Ilustrasi anak sakit. (Shutterstock)
Ilustrasi Orangtua Harus Waspada, Ini Sebab Anak Alami Kejang Demam Berulang. (Shutterstock)

"Tidak semua anak mengalami risiko kejang demam berulang. Faktor risiko anak mengelami kejang demam berulang kalau ada riwayat kejang demam atau epilepsi dalam keluarga, usia kurang dari 12 bulan karena semakin muda usia bayi saat terjadi kejang demam pertama akan makin berisiko berulang," kata Harijadi dalam webinar perayaan ulang tahun IDAI yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Primaku, Selasa (9/6/2020).

Ia menambahkan, semakin rendah suhu anak atau kurang dari 39 derajat celcius saat terjadi kejang, maka makin berisiko anak mengalami kejang demam.

Selain itu, jarak waktu yang singkat antara mulai demam dengan terjadi kejang dan apabila kejang demam pertama bayi langsung mengalami kejang demam kompleks.

Hatijadi menjelaskan, kejang demam kompleks merupakan kejang yang terjadi lama atau lebih dari 15 menit atau hanya 5 menit tetapi berlangsung terus menerus dalam jeda waktu tertentu.

Ilustrasi demam - (Pixabay/guvo59)
Ilustrasi demam - (Pixabay/guvo59)

"Jika terjadi faktor-faktor tersebut maka 80 persen kemungkinan kejang demam berulang akan terjadi. Tapi kalau tidak ada faktor tersebut risikonya hanya 10-15 persen," kata Harijadi.

Untuk menghindari kejang saat anak demam, Harijadi menyarankan sebaiknya orangtua memiliki termometer di rumah.

Usahakan selalu memberi cairan lebih banyak kepada anak saat sedang demam agarbtidak dehidrasi dan pakaikan baju tidak terlalu tebal tapi disesuaikan dengan suhu ruangan.

"Demam ini sebenatnya kawan kita. Bila tubuh terkena virus maka tubuh akan membuat reaksi dengan demam. Dengan demam akan dibangkitkan imunitas untuk melawan virus atau bakteri," ucapnya.

Berita Terkait

Berita Terkini