Himedik.com - Sebelumnya anak-anak dinyatakan memiliki kemungkinan kecil untuk tergtular virus corona. Tetapi studi baru-baru ini menyatakan bahwa ada peningkatan jumlah kasus anak. Hal ini cukup meresahkan karena beberapa negara atau daerah mulai mempertimbangkan pembukaan kembali sekolah.
Melansir dari Health, hampir 180.000 kasus Covid-19 pediatrik dilaporkan di Amerika Serikat (AS) dari 9 Juli hingga 6 Agustus. Menurut Asosiasi Pediatrik Amerika (AAP), lonjakan kasus anak mencapai 90 persen hanya dalam kurun waktu empat minggu.
Baca Juga
Mengenal Bruxism, Kebiasaan Menggertakkan Gigi saat Tidur
Ejakulasi 21 Kali Bisa Turunkan Risiko Kanker Prostat, Kok Bisa?
Pahami 4 Macam Jenis PMS, Mana Tipe Anda?
Studi Temukan Rutin Berhubungan Seks Dapat Menunda Menopause
Pandemi Virus Corona Belum Berakhir, Wabah Salmonella Landa Amerika Serikat
Akupuntur Dipercaya Bisa Obati Pasien Virus Corona Covid-19
Pada 15 Agustus, anak-anak berusia 17 tahun ke bawah mencapai 7,7 persen dari semua kasus yang dikonfirmasi. Satu studi menemukan bahwa anak-anak kemungkinan besar memiliki viral load atau beban virus yang sama atau lebih besar dari orang dewasa.
Dengan begitu maka ada kemungkinan anak-anak juga dapat menyebarkan infeksi secara efektif kepada orang lain, meskipun mereka tanpa gejala. Jika anak-anak dikembalikan ke sekolah dan tertular virus, maka akan sangat memungkinkan menularkan pada keluarga di rumah atau teman lain di sekolah mereka.

"Kami tahu bahwa anak-anak menjadi terinfeksi; kami tahu bahwa mereka mampu menyebarkannya kepada orang lain," kata Josh Michaud, direktur asosiasi untuk kebijakan kesehatan global di Henry J. Kaiser Family Foundation.
"Mengenai seberapa besar risiko yang ditimbulkan lingkungan sekolah terhadap penularan virus, hasilnya akan lebih beragam dan kabur," tambahnya kepada Health.
Bagaimana Cara Aman Membuka Sekolah selama Pandemi?
Melansir dari Health, ada beberapa langkah yang harus dilakukan banyak pihak untuk membuat sekolah tetap aman selama pandemi, antara lain:
1. Pemerintah Lokal Memperhitungkan Tingkat SARS-CoV-2
Menurut CDC dalam memperhitungkan tingkat penyebaran, maka pertimbangkan kasus per 100.000 penduduk selama tujuh hari terakhir sebagai patokan. Sekolah bisa dibuka jika hasil perhitungan hanya di bawah 5 persen.
2. Tetap Terapkan Jarak Fisik
Jarak fisik ditetapkan setidaknya 6 kaki atau dua meter. Meja antar siswa sebaiknya berjarak 3 kaki untuk menghindari kontak dekat.
3. Pakai Masker
CDC meyarankan penggunaan masker kain untuk siswa, guru, dan staf sekolah. "Saat orangtua bersiap untuk mengantar anak-anak mereka ke sekolah dan ke tempat penitipan anak, masker kain harus menjadi bagian dari kebiasaan baru mereka," kata Presiden AAP Sara Sally Goza, MD.
4. Rutin Cuci Tangan
Mencuci tangan atau menggunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol sama pentingnya. Dalam hal ini, CDC mendorong sekolah untuk menyediakan waktu bagi siswa, guru, dan staf untuk mencuci tangan terutama setelah ke kamar mandi, sebelum makan siang, dan setelah bermain di luar.
5. Terapkan pengelompokkan
Untuk mengurangi paparan virus korona dan mencegah penularan, CDC mengatakan pihak sekolah harus mempertimbangkan untuk mengelompokkan anak ke kelompok yang lebih kecil.
Hal ini dilakukan untuk membatasi kontak antara siswa dan staf dengan cara membuat kelompok yang lebih kecil.
![Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Pusat menyemprotkan cairan disinfektan di lingkungan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 19, Bendungan Hilir Jakarta Pusat, Senin (22/6). [Suara.com/Angga Budhiyanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/06/22/97501-penyemprotan-disinfektan.jpg)
6. Protokol Pembersihan
Sekolah yang dibuka kembali perlu sering melakukan pembersihan atau disinfeksi. CDC mengatakan untuk sering melakukan pembersihan permukaan yang sering disentuh (seperti pegangan pintu), benda bersama (mainan, komputer, peralatan gym), dan permukaan yang kotor dengan darah atau cairan tubuh.