Info

Bayi Ini Lahir dengan Satu Mata, Kenali Penyebabnya!

Seorang bayi lahir tanpa hidung dan bermata satu, kondisi ini disebut sebagai cyclopia.

Rauhanda Riyantama

Ilustrasi bayi baru lahir. (thinkstock)
Ilustrasi bayi baru lahir. (thinkstock)

Himedik.com - Legenda lahirnya seorang anak tanpa hidung dan bermata satu rupanya benar-benar terjadi. Memang bukan kejadian kali pertama, namun yang ini cukup mengejutkan.

Alkisah lahirlah seorang bayi asal Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara pada Kamis (13/9/2018). Bayi berjenis kelamin perempuan itu lahir di Rumah Sakit Umum Daerah Panayabung pukul 15.25 WIB, dan meninggal tujuh jam kemudian.

Dalam dunia kesehatan, kondisi tersebut dikenal dengan istilah cyclopia. Dikutip dari Healthline, kasus ini termasuk cacat bawaan lahir paling langka di dunia. Perbandingannya 1:100 ribu bayi baru lahir.

Cyclopia terjadi karena bagian otak depan tidak membelah menjadi belahan kanan dan kiri. Otak depan seharusnya terbagi menjadi talamus dan hipotalamus. Cacat seperti ini juga disebut alobar holoprosencephaly.

Menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal Clin Med Insights Pediatrics, pembelahan kanan dan kiri ini terjadi di antara hari ke-18 hingga hari ke-28 kehamilan.

Selain itu, cyclopia diperkirakan terjadi karena radiasi yang diterima janin saat dalam rahim. Paparan radiasi ini berimbas pada pembentukan mata bayi atau organ tubuh lain yang terbentuk tak sempurna.

Bayi baru lahir. (shutterstock)
Bayi baru lahir. (shutterstock)

Biasanya, cyclopia juga menyebabkan keguguran atau bayi berumur pendek. Sebab bayi dengan kondisi tersebut akan diikuti dengan masalah kesehatan lain, seperti malformasi otak bayi.

Sementara itu, para peneliti mengatakan ada kemungkinan salah satu penyebabnya adalah diabetes gestasional. Yaitu kondisi sang ibu yang mengidap diabetes pada saat kehamilan.

Ada juga riset yang menyebut bahwa penyebab cyclopia adalah kelainan kromosom. Cacat seperti ini bisa terjadi karena ada tiga salinan kromosom 13 (trisomi). Kelainan yang kerap disebut sindroma patau ini menyebabkan perkembangan otak, jantung, ginjal, bibir, dan rongga mulut tidak seimbang.

Namun kelainan kromosom lain, kromosom 18 misalnya, juga kerap ditemukan sebagai penyebab cyclopia. Satu hal yang pasti, cyclopia bisa dideteksi sejak dalam kandungan menggunakan USG.

Kecacatan dalam kandungan ini terjadi pada pekan ketiga dan keempat kehamilan. Meski berbagai penelitian kerap dilakukan, penyebab pasti cyclopia belum diketahui.  

Berita Terkait

Berita Terkini