Info

Peneliti Sebut Virus Corona Bukan dari Kelelawar, Bisa Saja dari Ular

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, virus yang menyebabkan Covid-19 awalnya ditularkan melalui hewan ke manusia.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi masker dan virus corona. (Pixabay)
Ilustrasi masker dan virus corona. (Pixabay)

Himedik.com - Awal novel virus corona Covid-19 menyebar, para peneliti meyakini bahwa wabah dimuai dari makanan laut atau pasar basah di Wuhan, China. 

Sayangnya, melansir dari Health, asumsi awal tidak bisa menjadi rujukan sepenuhnya. Hal ini disebabkan karena sejumlah besar orang yang terinfeksi tidak pernah berhubungan dengan pasar basah.

Meskipun begitu, masih ada kemungkinan yang menunjukkan infeksi memang berasal dari pasar di Wuhan, China dan menular dari orang ke orang.

Pada Journal of Medical Virology, para peneliti mempelajari kode genetik 2019-nCoV dan menemukan bahwa virus terkait paling dekat dengan dua sampel virus corona seperti SARS. 

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa virus penyebab Covid-19 bisa berhubungan dengan kelelawar. Tetapi ketika para peneliti melihat lebih dalam, mereka menemukan bahwa kode protein 2019-nCoV paling mirip dengan yang protein pada ular.

Kelelawar - (Pixabay/jochemy)
Kelelawar - (Pixabay/jochemy)

Alasan yang paling mungkin, menurut artikel sebuah penelitian, ular sering berburu kelelawar di alam liar. Sementara ular dijual di pasar makanan laut di Wuhan.

Para peneliti menyatakan, ada kemungkinan virus corona mungkin telah melompat dari kelelawar ke ular.

Dari ular kemudian menjadi wabah karena menular pada manusia. Meskipun begitu, penelitian lebih lanjut tentang teori tersebut perlu dilakukan.

Secara keseluruhan, asal mula virus corona masih dipenuhi dengan perkembangan penelitian. Tetapi menurut sebagian besar laporan, ada kemungkinan keliru ketika kelelawar dijadikan sebagai masalah utama.

Dilansir dari Health, rumor kelelawar yang dijual di pasar Wuhan tidaklah benar dan bisa menimbulkan Xenophobia. Selain itu, Health juga menegaskan bahwa informasi di atas adalah akurat namun bisa berubah sewaktu-waktu bersamaan dengan penilitian yang berkembang.

Berita Terkait

Berita Terkini