Sementara temuan ini tampaknya menjanjikan bahwa ivermectin dapat melawan SARS-CoV-2, para peneliti mengingatkan bahwa mereka masih membutuhkan uji klinis untuk mengetahui kelayakan obat.
"Ivermectin sangat banyak digunakan dan dipandang sebagai obat yang aman. Kami perlu mencari tahu tentang dosis efektif yang dapat digunakan pada manusia, itu adalah langkah berikutnya, " jelas Wagstaff.
Baca Juga
Pasien Endometriosis Berisiko Terinfeksi Covid-19, Ini Temuan Para Ahli!
Risiko Kematian Mengintai Pasien Corona Covid-19 dengan Masalah Pencernaan
Menhub Budi Karya Membaik, Bagaimana Kondisi setelah Sembuh dari Covid-19?
Pakar Sebut Alat untuk Rapid Test Covid-19 Ini Paling Tidak Akurat
Jangan Sampai Kekurangan Vitamin B12, Efeknya Bikin Tidak Produktif
WHO Tegaskan Virus Corona Berasal dari Hewan, Bukan Buatan Laboratorium
Peneliti mempertimbangkan obat yang sudah ada sebelumnya daripada menggunakan obat baru. Hal tersebut dikarenakan ketersediaan obat dan fakta bahwa obat tersebut telah menjalani tes dan uji coba walaupun untuk indikasi lain.
“Ketika kita memiliki pandemi global dan tidak ada pengobatan yang disetujui, jika kita memiliki senyawa yang sudah tersedia di seluruh dunia, maka itu dapat membantu orang lebih cepat," kata Wagstaff.
"Secara realistis, itu akan menjadi penolong sebelum vaksin tersedia secara luas," tambahnya.
Para peneliti memang belum sepenuhnya memahami bagaimana ivermectin dapat memerangi SARS-CoV-2.
Namun, berdasarkan temuan penelitian sebelumnya tim berhipotesis bahwa obat dapat menghentikan virus dari mengganggu kemampuan sel inang untuk menghilangkan virus.
Dr. Leon Caly, seorang ilmuwan medis senior di VIDRL dan penulis pertama studi tersebut, telah menyatakan antusiasme tentang penemuan mereka saat ini.
"Sebagai ahli virologi yang merupakan bagian dari tim yang pertama kali mengisolasi dan berbagi SARS-CoV-2 di luar China pada Januari 2020, saya senang tentang prospek ivermectin yang digunakan sebagai obat potensial melawan Covid-19," kata Caly.