Info

Walau Belum Terpapar, Orang Bisa Memiliki Sistem Kekebalan Virus Corona

Bagaimana mereka dapat memiliki sistem kekebalan tersebut?

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi virus corona Covid-19 (Suara.com/Shutterstock)
Ilustrasi virus corona Covid-19 (Suara.com/Shutterstock)

Himedik.com - Sebuah studi menunjukkan sistem kekebalan tubuh beberapa orang yang belum terinfeksi Covid-19 bisa mendeteksi virus corona jenis baru.

Menurut studi, kemungkinan hal ini dapat membantu mengurangi keparahan penyakit jika orang yang mengembangkan kekebalan virus corona tersebut terkena Covid-19.

Penelitian yang terbit dalam jurnal Nature pada Rabu (29/7/2020) menemukan bahwa di antara 68 sampel orang dewasa sehat di Jerman yang belum terpapar virus corona. Sebanyak 35 persennya memiliki sel T dalam darah mereka yang reaktif terhadap virus corona.

Sel T adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh dan membantu melindungi tubuh dari infeksi.

Reaktivitas sel T menunjukkan sistem kekebalan mungkin pernah melawan infeksi yang sama sebelumnya dan akan menggunakan memori itu untuk membantu melawan infeksi baru.

Sel T, sistem kekebalan tubuh (Pixabay)
Sel T, sistem kekebalan tubuh (Pixabay)

Jadi bagaimana sistem kekebalan mereka memiliki sel T reaktif jika mereka tidak pernah memiliki Covid-19?

"Sistem kekebalan itu mungkin didapat pada infeksi virus corona endemik sebelumnya," kata para peneliti, yang terdiri dari berbagai institusi dari Jerman dan Inggris, dikutip dari CNN.

Menggunakan memori sel T dari infeksi lain untuk merespons infeksi baru disebut 'reaktivitas silang'.

Dr. Amesh Adalja, sarjana senior di Pusat Keamanan Kesehatan Universitas Johns Hopkins, yang tidak terlibat dalam penelitian baru ini mengatakan ia tidak terkejut dengan hasil studi ini.

"SARS-CoV-2 adalah virus corona yang menginfeksi manusia ketujuh yang telah ditemukan, dan keempatnya bertanggung jawab atas 25 persen dari kasus biasa," kata Adalja.

Ia menambahkan, hampir setiap orang di dunia telah terpapar dengan virus corona.

"Dan karena mereka semua adalah bagian dari keluarga virus yang sama, ada kekebalan reaktif silang yang berkembang," jelas Adalja lagi.

Berita Terkait

Berita Terkini