Info

Cristiano Ronaldo Kena Kasus Pemerkosaan, Ini Dampak Bagi Korban

Kathryn Mayorga, wanita yang mengaku diperkosa Cristiano Ronaldo.

Rauhanda Riyantama | Yuliana Sere

Cristiano Ronaldo. (suara.com)
Cristiano Ronaldo. (suara.com)

Himedik.com - Pesepakbola dunia, Cristiano Ronaldo, saat ini tersandung kasus pemerkosaan. Ia dituduh telah memerkosa Kathryn Mayorga, seorang model asal Amerika di sebuah hotel di Las Vegas pada Juni 2009.

Kathryn Mayorga, wanita 34 tahun tersebut juga mengatakan ia diberi uang sejumlah 375 ribu dollar AS untuk tutup mulut atas kejadian ini.

Di sisi lain, Cristiano Ronaldo membantah tuduhan tersebut. Ia mengatakan, kuasa hukumnya akan menuntut majalah Der Spiegel atas laporan tersebut.

Terlepas dari itu, kejadian ini tentu membuat Mayorga menderita dan tidak bisa menjalani kehidupannya dengan normal.

Dilansir dari Dailymail, menurut sebuah penelitian terbaru, seseorang yang telah mengalami kekerasan seksual memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan seumur hidup.

Masalah yang dapat dialami korban meliputi hipertensi, insomnia dan depresi. Penelitian yang dipublikasikan di Journal of American Medical Association ini adalah penelitian yang pertama menilai konsekuensi pelecehan seksual dalam masalah klinis.

Para peneliti dari Pitt School of Medicine meneliti kesehatan jantung pada 300 wanita dan menemukan mereka yang pernah mengalami pelecehan seksual dua kali lebih mungkin mengalami insomnia dan hipertensi.

Cristiano Ronaldo bersama Kathryn Mayorga. (EliteShared)
Cristiano Ronaldo bersama Kathryn Mayorga. (EliteShared)

Tidak hanya itu, mereka juga tiga kali lebih mungkin menderita depresi berat.

''Ketika datang ke pelecehan seksual atau kekerasan seksual, penelitian kami menunjukkan pengalaman hidup mungkin memiliki dampak yang serius pada kesehatan wanita, baik mental dan fisik'', penulis utama Dr Rebecca Thurston, seorang profesor psikiatri, psikologi dan epidemiologi, mengatakan.

Dari peserta penelitian, 19 persen melaporkan pelecehan seksual di tempat kerja, 22 persen melaporkan riwayat kekerasan seksual dan 10 persen mengalami keduanya.

Selain beberapa dampak di atas, para peneliti juga menemukan korban pelecehan seksual dapat mengalami kualitas tidur yang kurang baik secara klinis.

''Pelecehan dan kekerasan seksual ini, sekali lagi memiliki efek terhadap kesehatan jantung dan kesehatan mental,'' jelas Dr Pinkerton.

Dr Christine Blasey Ford, seorang profesor psikologi di Stanford University, mengatakan kepada komite kongres bahwa serangan seksual mengubah kimia otak korban yang selamat.

Temuan itu menunjukkan para dokter harus menyadari bahwa pengalaman bertahun-tahun sebelumnya dalam kehidupan seorang wanita dapat dikaitkan dengan masalah kesehatan kronis sekarang.

''Korban pelecehan seksual sering mengalami gejala emosional dan fisik selama bertahun-tahun,'' tutup Dr Pinkerton.

Berita Terkait

Berita Terkini