Himedik.com - Percikan air liur yang menjadi salah satu transmisi penularan Covid-19 ,di mana berukuran kurang dari 10 micrometer atau disebut dengan microdroplets. Menurut para ahli, microdroplets bisa bertahan di udara yang tidak bersirkulasi, sehingga perlu bagi Anda untuk membuka jendela.
Perusahaan penyiaran Jepang, NHK bersama beberapa ilmuwan melakukan penelitian dengan mendokumentasikan percikan liur menggunakan High-sensitivity camera.
Baca Juga
Awas, 4 Komplikasi Penderita Diabates Bila Terinfeksi Virus Corona Covid-19
Terlalu Lama Pakai Ventilator, Ada Efek Buruk bagi Pasien Corona Covid-19
Setop, 6 Kebiasaan Makan Ini Bisa Menurunkan Daya Tahan Tubuh
Mudah, Begini Cara agar Kacamata Tidak Berembun saat Gunakan Masker
Pandemi Corona Bisa Membuat Anak Stres, Kenali 5 Gejalanya
Pada dokumentasi itu, mereka menggunakan simulasi seseorang yang bersin atau batuk. Sekali bersin akan menyebarkan kurang lebih 1000 partikel microdroplets di udara.
Sementara pada orang yang berbincang, microdroplets akan menyebar lebih jauh ketika seseorang bicara lebih keras atau menghembuskan napas secara dalam.
"Transmisi air liur bisa terjadi saat orang sedang berbincang, bahkan ketika mereka dibatasi jarak tertentu, kasus-kasus ini tidak dapat dijelaskan oleh infeksi air liur biasa," kata Kazio Tateda, Presiden Asosisasi Penyakit Infeksi Jepang.
"Kami pikir, infeksi datang dari partikel yang ukurannya micrometer, mekanisme transmisinya disebut dengan infeksi microdroplets," tambahnya pada NHK.
Microdroplets inilah yang menurut Kazio Tateda bisa menyebarkan virus.
"Microdoplets dapat membawa virus di mana keluar saat bicara dengan keras atau bernapas secara dalam. Orang disekitar kan menghirupnya dan begitulah cara virus menyebar, kita sekarang bisa melihat bagaimana risikonya," kata Tateda.
NHK kemudian melakukan simulasi mengenai seberapa lama microdroplets akan menyebar di ruangan. Tim NHK dan para peneliti menggunakan pemodelan dengan 10 orang berada di sebuah ruangan.
Pada simulasi tersebut, ketika salah satu orang batuk maka ia akan menyebarkan sekitar 1000 microdroplets. Menit pertama, sebagian microdroplets akan jatuh ke lantai namun ada yang tetap di udara dan bisa bertahan di menit ke-20 ketika dibiarkan.
"Jika udaranya tidak mengalir, maka microdroplet tetap tidak akan bergerak dan karena ketika mereka tidak bisa bergerak di udara, maka microdroplet akan tetap di ruangan" kata Masashi Yamakawa, profesor dari Kyoto Institute of Technology.
Oleh karena itu, menurut simulasi NHK jendela dan sirkulasi dipercaya dapat efektif mengaburkan microdoplets di udara. Microdroplets berukuran sangat kecil dan ringan sehingga udara sangat diperlukan membuatnya bergerak.
"Yang penting adalah membuka jendela, lakukan setidaknya satu jam, itu akan memperkecil risiko infeksi," ujar Tateda.