Info

Penyebaran Covid-19 Lewat Tetesan Pernapasan & Aerosol, Lebih Bahaya Mana?

Orang yang terinfeksi Covid-19 dan pembawa asimtomatik dapat menghasilkan tetesan pernapasan dan aerosol.

Yasinta Rahmawati

Ilustrasi penyebaran Covid-19. (Pixabay/Mohamed Hassan)
Ilustrasi penyebaran Covid-19. (Pixabay/Mohamed Hassan)

Himedik.com - Virus corona baru yang menyebabkan Covid-19 dapat ditularkan melalui tetesan pernapasan (respiratory droplets) dari orang yang terinfeksi. Tetapi baru-baru ini para ilmuwan juga menemukan Covid-19 dapat ditularkan ke banyak orang lewat aerosol.

Karena para ilmuwan masih bingung yang mana antara tetesan pernapasan dan aerosol yang menyebabkan lebih banyak penuyebaran Covid-19, dua studi penelitian keluar minggu ini menggambarkan bagaimana keduanya memiliki perbedaan dalam menyebarkan virus.

Dilansir dari Medical Daily, studi pertama diterbitkan dalam Journal of American Medical Association, menyatakan bahwa tetesan pernapasan dihembuskan ketika orang menghembuskan napas dan lebih besar atau sama dengan 5 mikron.

Sedangkan aerosol adalah partikel yang lebih kecil dari 5 mikron. Karena aerosol lebih kecil, mereka cenderung menguap dengan cepat di udara atau dapat bertahan selama berjam-jam.

Orang dapat mengurangi risiko penularan Covid19 dari tetesan pernapasan dengan memakai penutup wajah dan mempraktikkan jarak fisik.

Namun di sisi lain, transmisi melalui aerosol lebih sulit karena hanya pelindung wajah yang dapat memberikan perlindungan parsial dari mereka dan jarak fisik tidak akan cukup karena aerosol dapat menyebar di udara.

Ilustrasi penularan virus corona. [Shutterstock]
Ilustrasi penularan virus corona. [Shutterstock]

Perlu diketahui, orang dengan Covid-19 dan pembawa asimtomatik dapat menghasilkan tetesan pernapasan dan aerosol. Sayangnya, masih belum ada data yang kuat untuk menentukan mana di antara keduanya menyebabkan lebih banyak transmisi virus corona.

Studi kedua yang diterbitkan di Pusat Nasional untuk Informasi Bioteknologi membandingkan transmisi tetesan dan aerosol dalam pengaturan lingkungan yang berbeda.

Hasilnya, mereka menemukan bahwa masih sulit untuk memastikan mana yang menyebabkan lebih banyak transmisi antara keduanya. Namun demikian, para peneliti yang bekerja pada penelitian menyarankan bahwa orang harus mempraktikkan protokol kesehatan di berbagai kondisi, termasuk kabin pesawat terbang, mobil, pusat perawatan kesehatan dan ruang tertutup lainnya, selama pandemi mengingat perilaku "unik" virus corona yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kedua studi menyimpulkan bahwa penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui apakah tetesan pernapasan menyebabkan lebih banyak infeksi daripada aerosol maupun sebaliknya.

Tetapi untuk saat ini, data yang tersedia menunjukkan bahwa penyebaran Covid-19 melalui aerosol di udara tidak lebih dominan daripada transmisi melalui tetesan pernapasan.

Berita Terkait

Berita Terkini