Himedik.com - Orang yang mengalami gangguan kekebalan atau dalam kondisi immunocompromised diimbau untuk berhati-hati agar tidak terpapar virus corona Covid-19, bahkan ketika mereka sudah divaksin.
"Jika Anda memiliki kondisi atau sedang mengonsumsi obat yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, Anda mungkin tidak terlindungi sepenuhnya, bahkan jika Anda telah divaksinasi sepenuhnya," tulis Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Baca Juga
CDC menambahkan bahwa orang-orang dengan kekebalan tubuh bermasalah ini perlu melakukan semua tindakan pencegahan, lapor Health.
Apa itu orang mengalami immunocompromised?
National Cancer Institute (NCI) menjelaskan bahwa orang yang mengalami gangguan kekebalan memiliki sistem kekebalan yang lemah. Artinya, tubuh mereka tidak mampu melawan infeksi dan penyakit.
Ada beberapa kondisi kesehatan dan penyakit yang dapat menyebabkan seseorang menjadi immunocompromised, seperti AIDS, kanker, diabetes, malnutrisi, dan kelainan genetik tertentu.
Beberapa perawatan seperti obat antikanker, terapi radiasi, transplantasi sel induk atau organ juga termasuk dalam kategori pasien immunocompromised.
Ahli penyakit menular dan profesor kedokteran di University at Buffalo/SUNY, John Sellick, Jr., DO. mengatakan secara umum orang yang mengalami gangguan kekebalan mungkin tidak menganggapi vaksin seperti orang yang sehat.
Penelitian juga menemukan Covid-19 bisa lebih parah pada orang yang kekebalannya terganggu. Bahkan, bisa bertahan lebih lama di dalam tubuh mereka, karena sistem kekebalannya menghasilkan respons yang lebih lemah.
Meski begitu, tidak ada banyak penelitian tentang seberapa banyak perlindungan yang akan diberikan vaksin Covid-19 kepada orang-orang yang kekebalannya terganggu.
"Kami masih mulai belajar tentang respon imun yang dihasilkan oleh pasien gangguan kekebalan setelah vaksinasi Covid," jelas Prathit Kulkarni, MD, asisten profesor kedokteran penyakit menular di Baylor College of Medicine,
"Dalam beberapa kasus, ada kemungkinan pasien yang mengalami gangguan kekebalan mungkin tidak menghasilkan respon kekebalan yang kuat. Akibatnya, mereka kemungkinan tetap rentan tertular virus corona," lanjutnya.