Info

Peneliti Temukan Varian Omicron Berisiko Kecil Sebabkan Long Covid-19, Kok Bisa?

Peneliti menemukan varian Omicron lebih kecil kemungkinannya menyebabkan Long Covid-19 dibandingkan lainnya.

Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi virus corona Covid-19, varian Omicron. (Pixabay)
Ilustrasi virus corona Covid-19, varian Omicron. (Pixabay)

Himedik.com - Penelitian yang diterbitkan di The Lancet menemukan varian Omicron lebih berisiko kecil menyebabkan Long Covid-19 dibandingkan varian virus corona Covid-19 lainnya.

Long Covid-19 merupakan gejala virus corona Covid-19 berkelanjutan yang bertahan selama 4 minggu atau lebih sejak awal infeksi.

Gejala Long Covid-19 termasuk kelelahan, sesak napas, kehilangan konsentrasi, dan nyeri sendi.

Gejal Long Covid-19 ini pun bisa mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan cukup membatasi pergerakan dalam beberapa kasus.

Para peneliti dari King's College London menganalisis data dari aplikasi studi Gejala Covid ZOE. Mereka menemukan risiko seseorang mengalami Long Covid-19 20-50 persen lebih kecil bila terinfeksi varian Omicron, dibandingkan varian Delta.

Ilustrasi virus corona, Long Covid-19. (Pixabay/Engin_Akyurt)
Ilustrasi virus corona, Long Covid-19. (Pixabay/Engin_Akyurt)

Tapi dilansir dari The Hans India, risiko mereka mengalami Long Covid-19 ini juga tergantung pada usia dan waktu sejak vaksinasi.

Studi ini mengidentifikasi 56.003 kasus dewasa di Inggris yang pertama kali positif Covid-19 antara 20 Desember 2021 dan 9 Maret 2022 ketika varian Omicron menjadi dominan.

Para peneliti membandingkan kasus-kasus ini dengan 41.361 kasus yang pertama kali dites positif antara 1 Juni 2021 dan 27 November 2021 ketika varian Delta dominan.

Hasil analisis menunjukkan 4,4 persen kasus varian Omicron berujung Long Covid-19. Sedangkan, ada 10,8 persen kasus varian Delta yang berujung menyebabkan Long Covid-19.

Tapi, jumlah absolut orang yang mengalami Long Covid-19 justru lebih tinggi pada periode varian Omicron. Karena, jumlah orang yang terinfeksi varian Omicron dari Desember 2021 hingga Febuari 2022 cukup tinggi.

"Secara substansial, varian Omicron lebih kecil risikonya menyebabkan Long Covid-19 dibandingkan varian sebelumnya. Tapi, 1 dari 23 orang yang terinfeksi terus memiliki gejala selama lebih dari 4 minggu," kata Dr Claire Steves dari King's College London.

Berita Terkait

Berita Terkini