Pria

Mengenal Sindrom Tourette yang Dialami Tora Sudiro, Ini Gejalanya

Tora Sudiro cuma disarankan minum obat penenang saat gejala kambuh.

Yasinta Rahmawati

Potret Tora Sudiro. (Instagram)
Potret Tora Sudiro. (Instagram)

Himedik.com - Aktor Tora Sudiro ternyata masih masih berjuang melawan sindrom Tourette yang diidapnya sejak 2015. Sindrom tersebut membuat kepalanya bergerak di luar kontrol.

Dalam jumpa pers film Kang Mak di kawasan Duren Tiga, Jakarta, Rabu (31/1/2024), Tora mengaku sindrom Tourette yang ia idap kambuh sejak dua hari lalu.

"Gue sih trigger-nya mungkin dari kecapekan kali ya, banyak pikiran juga. Soalnya kemarin pas nganggur lama, nggak keluar gitu. Cuma masa iya gue harus nganggur terus?" ujar Tora Sudiro.

Mengikuti kata dokter, ia menyebut sindrom Tourette tidak bisa disembuhkan. Karenanya Tora Sudiro cuma disarankan minum obat penenang saat kambuh.

Namun Tora Sudiro memilih melawan gejala sindrom Tourette itu dengan tak terus-menerus minum obat.

"Nggak pinter-pinter nanti syuting kalau pakai obat penenang terus," ujar Tora Sudiro.

Tora Sudiro dalam jumpa pers  film Kang Mak di kantor Falcon Pictures di kawasan Duren Tiga, Jakarta, Rabu (31/1/2024) [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]
Tora Sudiro dalam jumpa pers film Kang Mak di kantor Falcon Pictures di kawasan Duren Tiga, Jakarta, Rabu (31/1/2024) [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]

Mengenal Sindrom Tourette

Dikutip dari Hello Sehat, sindrom tourette adalah kelainan bawaan sejak bayi baru lahir yang menyerang sistem saraf.

Sindrom tourette ditandai dengan tic, yaitu gerakan atau ucapan berulang yang tidak terkendali. Berbeda dengan latah yang biasanya karena reaksi terkejut, gejala tic pada sindrom tourette terjadi secara spontan.

Penyebab sindrom tourette hingga kini masih belum diketahui. Namun, ada dugaan bahwa sindrom Tourette terkait dengan beberapa kondisi seperti kelainan gen, kelainan pada zat kimia otak (neurotransmitter) dan struktur atau fungsi basal ganglia, maupun gangguan yang dialami ibu selama kehamilan.

Sindrom tourette menjadi kondisi kronis yang tidak bisa disembuhkan. Pengobatan yang diberikan adalah untuk mengendalikan serangan tics yang menganggu aktivitas sehari-hari.

Sementara jika gejala tics termasuk tidak parah, biasanya pengobatan tidak diperlukan.

Berita Terkait

Berita Terkini