Wanita

Tak Pernah Menyerah, Kisah Seorang Ibu Berjuang Lawan Tiga Jenis Kanker

Kini ia tak bisa berbicara dan makan seperti biasa.

Vika Widiastuti

Ilustrasi dirawat di rumah sakit (Unplash/rawpixel)
Ilustrasi dirawat di rumah sakit (Unplash/rawpixel)

Himedik.com - Sejak 2007, seorang wanita bernama Debbie Caquias (51) telah berjuang melawan 3 kanker sekaligus. Bahkan akibat prosedur pengobatan yang dijalaninya, seperti operasi dan radiasi, kini ia tak bisa berbicara dan makan seperti biasa.

Bukan hal yang mudah, tetapi ia tetap kuat karena dukungan suaminya, Sam dan anak perempuan mereka Gabby dan Kenzia. Meski Debbie tak bisa bicara, anak perempuannya masih memahami saat sang ibu mencoba berkomunikasi.

Dilansir HiMedik dari The Sun, wanita kelahiran Birmingham  yang telah pindah ke New York sejak 15 tahun lalu tersebut didiagnosis kanker pada 2007. Sejak itu ia harus menjalani kemoterapi dan radiaoterapi selama tujuh minggu di rumah sakit.

Perawatan itu membuat mulut dan tenggorokannya 'terbakar' hingga ia tak bisa makan dan di perutnya dipasang selang sementara.

Parahnya lagi, pada September 2017, Debbie menjalani operasi rekonstruksi dan hal itu membuat tulang rahangnya hancur dan mata kirinya lumpuh, akibatnya ia tak bisa berbicara dan makan.

Setelah itu, selama perawatan, ditemukan ternyata Debbie mengidap dua kanker lainnya. Jadi tiga kanker yang dideritanya adalah kanker lidah, kanker tulang, dan kelenjar getah bening.

"Setelah didiagnosis menderita tiga kanker, dokter mengatakan saya sangat tidak beruntung," katanya kepada Birmingham Mail.

Ilustrasi kanker (Pixabay/PDPics)
Ilustrasi kanker (Pixabay/PDPics)

"Aku merasa seperti bom waktu," lanjutnya.

Debbie mengaku hal yang paling dirindukannya adalah hal-hal sederhana, seperti berbicara, tertawa, dan mencium putri tercintanya. Dia pun merasa kehilangan semua itu.

Meski begitu ia merasa, dirinya diberkati. "Hal ini jarang. Orang-orang umumnya tidak selamat dari kanker seperti yang saya alami dan tidak dua kali, saya merasa diberkati berada di sini," katanya.

Sam, suami Debbie setiap harinya akan membangunkannya sekitar pukul 05.30 pagi untuk memberikannya obat tiroidnya agar saat jam 07.00 pagi, dia bisa memasukkan makanannya.

Debbie mengungkapkan, kekuatannya tak hanya berasal dari suami dan anaknya, tetapi juga ayahnya yang telah meninggal karena kanker kerongkongan pada 2001.

Sementara itu, para dokter di New York mengatakan, satu-satunya pilihan lain adalah mencoba imunoterapi, yang merupakan pengobatan untuk meningkatkan pertahanan sistem kekebalan alami tubuh untuk melawan kanker, tetapi bisa menelan biaya 153.000 poundsterling setahun atau sekitar Rp2,8 miliar.

Keluarga dan teman-teman Debbie pun berusaha mengumpulkan dana untuk perawatannya melalui akun GoFundMe. Hingga kini dana yang terkumpul lebih dari 10.000 poundsterling atau sekitar Rp187 juta sejak dimulai beberapa minggu lalu.

Mereka pun berharap ahli bedah kosmetik bisa membantu merekonstruksi wajah Debbie dan mengambalikan senyumnya.

Berita Terkait

Berita Terkini