Himedik.com - Sebuah studi menunjukan bahwa anak-anak yang mengalami trauma akibat kekerasan dan pelecehan bisa mengalami penuaan fisik lebih dini. Beberapa tanda penuaan tersebut bisa muncul berupa pebertas dini, penuaan jaringan, dan perubahan struktur otak.
"Mengalami kesulitan di masa kanak-kanak bisa menjadi tanda risiko kesehatan di masa depan, bukan hanya kesehatan mental tetapi juga kesehatan fisik," kata Katie McLaughlin, Ph.D., seorang profesor psikologi di Universitas Harvard dan penulis penelitian.
Baca Juga
Ada Benjolan Baru di Tubuh, Ini Cara Bedakan Apakah Tumor atau Kanker
Turunkan Kadar Kolesterol Tinggi, Cobalah Rutin Minum Teh Hijau!
Tidur Malam Orang Kaya Lebih Lama dari Si Miskin, Studi Membuktikan
Bongkar Fakta, Ilmuwan Sebut Covid-19 Buatan Laboratorium Militer di China
Tak Cuma Bikin Cantik, Suntik Botox Juga Bisa Mengurangi Depresi!
Pakar AS: Kemungkinan Covid-19 Tak akan Hilang karena Sangat Menular
Melansir dari Medical Xpress, studi ini telah diterbitkan dalam American Psychological Association.
"Studi kami menunjukkan bahwa mengalami kekerasan dapat memicu penuaan tubuh lebih cepat pada tingkat biologis," tambahnya.
Pada penelitian tersebut, McLaughlin dan timnya melihat secara terpisah dua kategori kesulitan, yakni kesulitan yang terkait ancaman, seperti kekerasan dan pelecehan. Serta kesulitan yang berhubungan dengan pengabaian fisik, emosional, dan kemiskinan.

Mereka menemukan bahwa anak-anak yang menderita trauma terkait ancaman seperti kekerasan atau pelecehan cenderung memasuki masa pubertas lebih dini dan juga menunjukkan tanda-tanda penuaan yang meningkat pada tingkat sel termasuk telomer yang lebih pendek.
Namun, anak-anak yang mengalami kemiskinan atau penelantaran tidak menunjukkan salah satu dari tanda-tanda penuaan dini tersebut.
Trauma dan kekerasan dikaitkan dengan penipisan di korteks prefrontal ventromedial yang terlibat dalam proses sosial dan emosional.Sementara masalah kemiskinan dan pengabaian fisik lebih sering dikaitkan dengan penipisan frontoparietal yang terlibat dalam pemrosesan sensorik dan kognitif.
"Ada banyak perawatan berbasis bukti yang dapat meningkatkan kesehatan mental pada anak-anak yang mengalami trauma," kata McLaughlin.
"Langkah kritis berikutnya adalah menentukan apakah intervensi psikososial dapat memperlambat pola penuaan biologis yang dipercepat akibat trauma," tambahnya.