Anak

Studi: Keseringan Pakai Gawai Layar Sentuh Ganggu Kemampuan Fokus Balita

Kemampuan fokus yang mudah terganggu bisa berefek pada masalah akademik anak di masa depan.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi anak bermain gadget tanpa pengawasan ortu. (pixabay)
Ilustrasi anak bermain gadget tanpa pengawasan ortu. (pixabay)

Himedik.com - Balita dengan penggunaan layar sentuh harian yang tinggi lebih cepat melihat objek saat muncul dan kurang mampu menahan gangguan fokus dibandingkan dengan balita tanpa penggunaan layar sentuh atau penggunaan rendah. Penelitian ini disusun oleh Universitas London, King's College London, dan Universitas Bath, dan Birskbeck.

Melansir dari Medical Xpress, tim peneliti mengatakan temuan itu penting untuk menjawab perdebatan yang berkembang seputar peran waktu layar pada perkembangan balita.

"Penggunaan ponsel pintar dan tablet pada bayi dan balita telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa tahun pertama kehidupan sangat penting bagi anak-anak untuk belajar bagaimana mengontrol perhatian mereka dan mengabaikan gangguan," ujar Profesor Tim Smith, dari Pusat Perkembangan Otak dan Kognitif Birkbeck.

Lemahnya fokus dapat berpengaruh pada pencapaian akademis di kemudian hari. Dalam hal ini para peneliti mencoba menganalisis penggunaan layar sentuh balita dapat berdampak negatif terhadap perkembangan perhatian mereka.

Para peneliti merekrut bayi berusia 12 bulan yang memiliki tingkat penggunaan layar sentuh yang berbeda. Studi tersebut mengikuti mereka selama 2,5 tahun ke depan, membawa mereka ke laboratorium tiga kali, pada 12 bulan, 18 bulan dan 3,5 tahun.

Ilustrasi anak bermain gadget
Ilustrasi anak bermain gadget

"Kami menemukan bahwa bayi dan balita dengan penggunaan layar sentuh yang tinggi lebih cepat melihat objek ketika mereka muncul dan kurang dapat mengabaikan objek yang mengganggu dibandingkan dengan pengguna rendah," ujar Profesor Smith.

Dokter Ana Maria Portugal, peneliti utama dalam proyek tersebut menunjukkan bahwa penggunaan layar sentuh menyebabkan perbedaan kemampuan perhatian pada anak-anak. 

Berita Terkait

Berita Terkini