Anak

Remaja 12 Tahun Top Up Game Online Pakai Uang Sumbangan Pengobatan Kanker Sang Ayah

Anak laki-laki ini menghabiskan Rp 8,1 juta untuk top up game di Xiaomi Game Center.

Rosiana Chozanah

Ilustrasi bocah main online game - (Pixabay/ExplorerBob)
Ilustrasi bocah main online game - (Pixabay/ExplorerBob)

Himedik.com - Seorang remaja laki-laki berusia 12 tahun di China menghabiskan uang sumbangan kerabat-kerabatnya untuk top-up game online. Padahal, uang sumbangan tersebut diberikan untuk membayar pengobatan kanker ayahnya yang sakit kritis.

Anak laki-laki dari Huang, di daerah Fushun, provinsi Sichuan, ini menghabiskan 3.800 yuan (Rp 8,1 juta) untuk top up game di Xiaomi Game Center.

Menyadur South China Morning Post, ayahnya yang bernama Huang Zhengxiang, menderita kanker otak stadium akhir. Karena pendapatannya sangat minim, dokter memutuskan untuk memberi metode pengobatan konservatif yang lebih murah.

Huang bekerja di kontruksi setiap harinya. Karena istrinya meninggal 10 tahun lalu, kedua anaknya selalu ditinggal di rumah sendirian.

Setelah didiagnosis pada Juni lalu, semua kerabatnya bersimpati dan ikut menyumbang uang untuk pengobatan.

Ilustrasi game online. (Pexels/RODNAE Productions).
Ilustrasi game online. (Pexels/RODNAE Productions).

Namun sayangnya, uang tersebut digunakan oleh putra pertamanya ketika menemani sang ayah yang dirawat di rumah sakit. Sang anak meminjam ponsel ayahnya untuk top up game.

Insiden tersebut baru diketahui oleh pamannya, Huang Zhengyuan, setelah sang ayah meninggal pada akhir Juli 2022. Saat itu sang paman akan membayar pengobatan.

Karena hal itu, kerabatnya pun mau tak mau kembali mengumpulkan sejumlah uang untuk menutup tagihan rumah sakit.

Tetapi, sang paman meminta operasi Xiaomi untuk mengembalikan uang tersebut. Awalnya perusahaan tidak memercayainya, hingga akhirnya perusahaan memeriksa latar belakang kasus ini.

Sang paman mengatakan sisa uangnya akan disimpan untuk menghidupi kedua keponakannya di masa depan. Kini, kedua anak laki-laki tersebut ditempatkan di panti asuhan oleh pemerintah setempat.

Sementara anak remaja yang melakukan top up mengaku menyesal dan bersalah atas tindakannya.

"Saya merasa kasihan pada ayah saya dan kasihan pada kerabat yang membantu ayah saya," tandas sang anak lelaki.

Berita Terkait

Berita Terkini