Info

China Umumkan Wabah Penyakit Lagi, Kali Ini Flu Burung H5N1

Wabah ini disebut akan sulit menginfeksi manusia.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi flu burung (Shutterstock)
Ilustrasi flu burung (Shutterstock)

Himedik.com - China kembali mengumumkan satu wabah yang baru-baru ini merebak, yaitu jenis flu burung H5N1 yang sangat patogen atau merugikan di provinsi Hunan, menurut laporan Reuters pada Sabtu (1/2/2020).

Wabah itu dilaporkan terjadi di sebuah peternakan di Kota Shaoyang, Provinsi Hunan, menurut Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan China.

Menurut laporan, dari jumlah 7.850 ayam di peternakan tempat wabah terjadi, 4.500 meninggal karena flu burung H5N1.

Akibat wabah ini, pemerintah China telah memusnahkan 17.828 ayam.

Berdasarkan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), flu burung dianggap memiliki sifat patogen tinggi berdasarkan kemampuannya membunuh burung.

"Penunjukkan flu burung yang berpatogen rendah atau tinggi mengacu pada potensi virus ini dalam membunuh ayam," tulis situs web USGS, dilansir Bussiness Insider.

Ilustrasi flu burung. (Shutterstocks)
Ilustrasi flu burung. (Shutterstocks)

Jadi, penunjukkan tingkat patogen virus ini tidak merujuk pada seberapa menginfeksinya virus ini pada manusia, mamalia lain, atau spesies burung lainnya.

USGS mencatat, sebagian besar strain flu burung tidak sangat patogen dan menyebabkan beberapa tanda penyakit pada burung liar yang terinfeksi.

"Namun, pada unggas, beberapa strain patogen rendah dapat bermutasi menjadi strain avian influenza yang sangat patogen, menyebabkan penyakit menular dan parah di antara unggas dan kadang-kadang burung liar, dan seringnya kematian," tambah USGS.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), H5N1 dapat ditularkan ke manusia melalui kontak dengan unggas mati atau lingkungan yang terkontaminasi. Namun, hal ini jarang terjadi pada manusia.

"Virus ini tidak mudah menginfeksi manusia, dan tidak biasa untuk menyebar dari orang ke orang," kata WHO.

WHO melanjutkan, tidak ada bukti bahwa penyakit ini dapat menyebar ke manusia melalui makanan yang dimasak secara matang.

"Tingkat kematian pada manusia adalah 60%," tambah WHO.

Berita Terkait

Berita Terkini