Info

Kurang dari Seminggu, Pasien Covid-19 Membaik dengan Obat Remdesivir

Sejumlah pasien di Amerika Serikat yang mendapatkan perawatan Covid-19 dengan remdesivir telah pulih lebih cepat.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi perawatan Covid-19. (Pexels)
Ilustrasi perawatan Covid-19. (Pexels)

Himedik.com - Dalam waktu kurang dari seminggu, sejumlah pasien Covid-19 di Amerika Serikat membaik dengan perawatan obat potensial. Hal tersebut dilaporkan oleh STAT News setelah mendapatkan video tentang uji coba remdesivir.

Melansir dari CNN, para pasien yang mengambil bagian dalam uji klinis obat semuanya memiliki gejala pernapasan dan demam yang parah. Menurut dokter dalam uji coba tersebut, pasien kini dapat meninggalkan rumah sakit setelah kurang dari satu minggu perawatan.

"Berita terbaiknya adalah bahwa sebagian besar pasien kami sudah keluar dan ini luar biasa. Kami hanya memiliki dua pasien yang meninggal," kata Dr. Kathleen Mullane, seorang spesialis penyakit menular di Universitas Chicago Amerika Serikat.

"Sebagian besar pasien kami parah dan sebagian besar dari mereka akan sembuh pada enam hari, sehingga memberi tahu kami durasi terapi tidak harus 10 hari," tambahnya seperti dikutip dari CNN.

Sebelumnya memang tidak ada terapi disetujui untuk Covid-19 yang dapat menyebabkan pneumonia berat dan sindrom gangguan pernapasan akut pada beberapa pasien. Tetapi National Institutes of Health menyelenggarakan uji coba beberapa obat dan perawatan lain, termasuk remdesivir.

Pasien corona. (Antara)
Ilustrasi pasien corona. (Antara)

Obat tersebut dibuat oleh Gilead Sciences, diuji terhadap Ebola dengan sedikit keberhasilan, tetapi beberapa penelitian pada hewan menunjukkan obat itu bisa mencegah dan mengobati virus corona yang berkaitan dengan Covid-19.

Beberapa pengobatan dengan remdesivir juga dilakukan pada SARS (Sindrom Pernafasan Akut Parah) dan MERS (Sindrom Pernapasan Timur Tengah).

Pada bulan Februari, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengatakan remdesivir bisa menjadi perawatan potensial Covid-19.

Namun, uji coba tidak memasukkan apa yang dikenal sebagai kelompok kontrol, sehingga akan sulit untuk mengatakan apakah obat tersebut benar-benar membantu pasien pulih lebih baik.

Dengan kelompok kontrol, beberapa pasien tidak menerima obat yang sedang diuji sehingga dokter dapat menentukan apakah obat itu benar-benar memengaruhi kondisi mereka.

Berita Terkait

Berita Terkini