Info

Studi: Penderita Diabetes yang Terinfeksi Covid-19 Dapat Berakibat Fatal

Studi baru menunjukkan diabetes dapat memperparah infeksi Covid-19.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi diabetes. (Arkadia Digital Media/Ema Rohimah)
Ilustrasi diabetes. (Arkadia Digital Media/Ema Rohimah)

Himedik.com - Studi baru dari Perancis menunjukkan satu dari 10 orang yang terinfeksi Covid-19 serta menderita diabetes meninggal dalam seminggu. Tak hanya itu, satu dari lima pasien Covid-19 dengan diabetes juga membutuhkan ventilator untuk bernapas.

Selain hipertensi, diabetes menjadi penyakit penyerta yang menurut pakar kesehatan menempatkan pasien pada risiko Covid-19 yang parah.

Dilansir CNN Internasional, peneliti mencatat pasien dengan komplikasi diabetes dua kali lebih mungkin meninggal dalam seminggu.

Mereka juga menemukan pasien 75 tahun ke atas 14 kali lebih mungkin meninggal daripada pasien di bawah 55 tahun. Pasien 65 hingga 74 tahun tiga kali lebih mungkin meninggal daripada mereka yang berusia di bawah 55 tahun.

Hasil penelitian ini berasal dari pengamatan terhadap 1.300 pasien Covid-19 di 53 rumah sakit di Prancis antara 10 hingga 31 Maret.

Medical ventilator yang sangat dibutuhkan para pasien Covid-19. Pabrikan otomotif juga akan menggarap ketersediaannya. Sebagai ilustrasi [Shutterstock].
Ilustrasi pasien Covid-19 memakai ventilator [Shutterstock].

Sebanyak 89% menderita diabetes tipe 2 dan 3% menderita diabetes tipe 1, sisanya menderita penyakit lain. Mayoritas pasien adalah laki-laki dan usia rata-rata 70 tahun.

Di sisi lain, obesitas juga menjadi faktor risiko utama untuk hasil yang buruk pada orang dengan dan tanpa diabetes, kata Dr. Robert Eckel, presiden kedokteran dan sains di Merican Diabetes Association.

Para peneliti mengatakan tidak menemukan hubungan mandiri antara kasus Covid-19 yang parah dengan usia, jenis kelamin, kontrol glukosa jangka panjang, komplikasi kronis, tekanan darah tinggi atau obat yang tidak biasa.

Tapi, kelebihan berat badan, yang diukur dengan indeks massa tubuh (BMI) adalah faktor penting.

"Hanya BMI yang ternyata terkait secara mandiri dengan hasil primer," tulis peneliti, yang studinya terbit dalam jurnal Diabetologia pada Kamis (28/5/2020).

Berita Terkait

Berita Terkini