Info

Menurunkan Angka Stunting Indonesia, PRENAGEN dan Klikdokter Dukung BKKBN

KALBE Nutritionals melalui salah satu produk unggulannya, PRENAGEN, tergerak untuk berpartisipasi aktif pada penurunan angka stunting di Indonesia.

Yasinta Rahmawati

Ongkie Tedjasurja (Presiden Direktur KALBE Nutritionals) menjelaskan komitmen
KALBE Nutritionals untuk memberikan nutrisi bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk setiap
tahapan kehidupan kepada Dr. (HC), dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) (Kepala BKKBN) dan Dino
Bramanto (Direktur Utama PT Medika Komunika Teknologi - Klikdokter). (Dok. Kalbe Nutritionals)
Ongkie Tedjasurja (Presiden Direktur KALBE Nutritionals) menjelaskan komitmen KALBE Nutritionals untuk memberikan nutrisi bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk setiap tahapan kehidupan kepada Dr. (HC), dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) (Kepala BKKBN) dan Dino Bramanto (Direktur Utama PT Medika Komunika Teknologi - Klikdokter). (Dok. Kalbe Nutritionals)

Himedik.com - Sebagai wujud nyata keseriusan dalam pencegahan stunting, PRENAGEN bekerja sama dengan Klikdokter yang merupakan situs portal komunikasi, informasi, dan edukasi kesehatan bagi komunitas medis dan publik, mendukung Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melakukan percepatan penanganan kejadian stunting di Indonesia.

Program kolaborasi BKKBN, PRENAGEN, dan Klikdokter yang bertajuk "Smart Sharing: Program Kerja Sama Penurunan Angka Stunting di Indonesia" ini akan melakukan serangkaian kegiatan edukasi online maupun offline yang menjangkau dan melibatkan bidan di seluruh Indonesia, serta melakukan pilot project studi observasional dan program intervensi gizi untuk pencegahan stunting di beberapa daerah di Indonesia.

Kondisi stunting atau gagal tumbuh pada anak sangat terkait dengan gizi penduduk yang buruk dalam periode cukup panjang. Tanpa penanganan serius akan semakin banyak penduduk yang dewasa dan menua dengan perkembangan kemampuan kognitif yang lambat, mudah sakit dan kurang produktif.

Masa 1.000 hari pertama atau sekitar tiga tahun kehidupan sejak masih dalam kandungan, merupakan masa penting pembangunan ketahanan gizi. Lewat dari 1.000 hari, dampak buruk kekurangan gizi akan sulit diobati. Kekurangan gizi pada ibu hamil juga bisa memicu stunting.

"Nutrisi memang mengambil peran penting yang perlu menjadi perhatian lebih bagi calon orang tua baik sejak masa perencanaan, kehamilan, hingga menyusui. Kami sebagai penyedia produk nutrisi untuk ibu hamil, sangat menaruh perhatian dan mendukung pemberian nutrisi terbaik pada 1.000 hari pertama kehidupan, terutama nutrisi makro dan mikro yang penting dikonsumsi," ujar Sinteisa Sunarjo, Group Business Unit Head Woman Nutrition KALBE Nutritionals.

Ongkie Tedjasurja (Presiden Direktur KALBE Nutritionals) menjelaskanrangkaian produk nutrisi KALBE Nutritionals yang akan digunakan untuk studi observasionaldan program intervensi gizi pada pilot project penurunan angka stunting di Kota Madiun danKabupaten Sleman. (Dok. Kalbe Nutritionals)
Ongkie Tedjasurja (Presiden Direktur KALBE Nutritionals) menjelaskanrangkaian produk nutrisi KALBE Nutritionals yang akan digunakan untuk studi observasionaldan program intervensi gizi pada pilot project penurunan angka stunting di Kota Madiun danKabupaten Sleman. (Dok. Kalbe Nutritionals)

Penyebab tingginya angka stunting di Indonesia dikarenakan juga sebagian kelahiran bayi di Indonesia sudah dalam kondisi kekurangan nutrisi, lalu dibesarkan juga kurang zat gizi.

Adapun faktor yang menyebabkan stunting, bisa berasal dari faktor eksternal seperti buruknya fasilitas sanitasi, minimnya akses air bersih, dan kurangnya kebersihan lingkungan, serta faktor internal yaitu kekurangan gizi kronis yang bisa menyebabkan abortus, anemia pada bayi baru lahir, bayi dengan berat badan lahir rendah, cacat bawaan, hingga kematian. Kekurangan gizi kronis pada anak akan menimbulkan persoalan serius dalam pembangunan sumber daya manusia di masa depan.

Dalam paparannya di peluncuran kerja sama tersebut, Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang diwakili Direktur Bina Akses Pelayanan Keluarga Berencana BKKBN dr Zamhir Setiawan, M.Epid menegaskan keseriusan pemerintah menangani stunting selama ini, karena sebenarnya dalam lima tahun terakhir angka stunting di Indonesia telah mengalami perbaikan.

"Jumlah kasus stunting di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 27,67%. Angka itu berhasil ditekan dari 37,8% di tahun 2013," ujarnya.

Namun, angka ini masih lebih tinggi dibandingkan toleransi maksimal stunting yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) yaitu kurang dari 20%. Bahkan hingga akhir tahun lalu, status Indonesia masih berada di urutan 4 dunia dan urutan ke-2 di Asia Tenggara terkait kasus balita stunting.

Presiden Joko Widodo pada Januari 2021 lalu menargetkan pada tahun 2024 kasus stunting di Indonesia bisa ditekan hingga berada di angka 14% dan angka kematian ibu bisa ditekan hingga di bawah 183 kasus per 100.000 ibu melahirkan.

Nutrisi ibu hamil dan ibu menyusui untuk menurunkan angka stunting di Indonesia. (Dok. Kalbe Nutritionals)
Nutrisi ibu hamil dan ibu menyusui untuk menurunkan angka stunting di Indonesia. (Dok. Kalbe Nutritionals)

Program "Smart Sharing" ini dimulai pada April 2021 dan bertujuan memberikan edukasi seluas-luasnya kepada masyarakat bagaimana mempersiapkan ketahanan kesehatan keluarga untuk mencegah stunting, menurunkan angka kematian ibu melahirkan, dan menurunkan angka kematian bayi.

Secara garis besar, program ini akan menggelar 3 jenis kegiatan, yaitu edukasi secara online, edukasi secara offline, dan program intervensi gizi di 2 kabupaten/kota. Untuk kebutuhan ini, Klikdokter menggunakan sarana aplikasi KlikKB sebagai hub atau pusat komunikasi yang digunakan program ini.

Edukasi yang akan diberikan antara lain mengenai pentingnya pengetahuan seputar masa persiapan, masa hamil dan masa menyusui, serta edukasi tentang nutrisi yang dibutuhkan untuk mencegah terjadinya stunting, kematian ibu melahirkan, dan kematian bayi.

Selain melalui aplikasi KlikKB, edukasi akan disampaikan melalui masing-masing media digital yang dimiliki PRENAGEN, BKKBN, dan Klikdokter, baik di website maupun media sosial, serta secara offline di klinik-klinik dan melalui bidan-bidan.

Edukasi secara daring termasuk infografis dan video edukasi akan dilakukan secara berkala di aplikasi KlikKB, serta situs dan kanal media sosial yang dimiliki BKKBN, PRENAGEN, dan Klikdokter.

Selanjutnya, kolaborasi ini juga akan menggelar rangkaian webinar untuk komunitas bidan dan masyarakat secara umum, serta sejumlah kegiatan Social Media Live untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap stunting.

Berita Terkait

Berita Terkini