Anak

Kabar Baik, FDA Izinkan Penggunaan Smartwatch Epilepsi pada Anak

Sebelumnya, FDA telah menyetujui penggunaan smartwatch epilepsi pada orang dewasa Februari 2018 silam.

Dinar Surya Oktarini | Dwi Citra Permatasari Sunoto

Ilustrasi smartwatch. (Pixabay/hawkHD)
Ilustrasi smartwatch. (Pixabay/hawkHD)

Himedik.com - Kian hari teknologi semakin canggih. Tak hanya untuk menunjang segala aktivitas harian manusia, tapi teknologi juga berkembang dalam dunia medis. Contohnya seperti smartwatch epilepsi ini.

Mengutip dari WebMD, The Embrace, dibuat oleh Empatica Inc., mendeteksi pola dalam gerakan dan sinyal dari tubuh yang mungkin terkait dengan kejang tonik-klonik umum dan memberikan peringatan untuk segera mendapat perawatan.

Dilaporkan oleh Medscape Medical News, smartwatch itu disetujui oleh FDA untuk digunakan pada orang dewasa pada Februari 2018 lalu. Namun, saat ini FDA telah menyetujui memasarkan smartwatch Embrace untuk mendeteksi kejang pada anak-anak usia 6 tahun.

"Menyetujui Embrace untuk mendeteksi kejang pada anak usia 6 tahun dan orang dewasa merupakan kemajuan penting dalam kemampuan kami guna mengidentifikasi kejang dengan cepat dan dengan demikian memungkinkan orang tua atau orang lain untuk segera merespons," ungkap Orrin Devinsky, MD, direktur NYU Comprehensive Epilepsy Center dan Institut Neurologi dan Bedah Saraf Saint Barnabas, dalam rilis berita dari perusahaan.

Hal ini tentunya menjadi sebuah kabar baik karena lebih dari 3 juta orang di AS menderita epilepsi, termasuk sekitar 300.000 anak yang usianya masih di bawah 14 tahun.

Di mana sekitar seperempat dari semua orang dengan epilepsi telah menyamaratakan kejang tonik-klonik, yang paling sering dikaitkan dengan kematian mendadak yang tak terduga pada epilepsi.

Sebelumnya Embrace telah diuji dalam unit pemantauan epilepsi yang melibatkan sebanyak 141 pasien epilepsi, termasuk 80 pasien anak usia 6 hingga 21 tahun. Secara keseluruhan, 53 dari 54 kejang tonik-klonik umum terdeteksi oleh Embrace dengan tingkat akurasi 98% selama pengujian klinis.

Berita Terkait

Berita Terkini