Info

WHO: LGBT Bukan Penyakit Kejiwaan

Begini pandangan WHO terhadap LGBT.

Dinar Surya Oktarini | Yuliana Sere

Ilustrasi LGBT. (unsplash/@Diego Duarte Cereceda)
Ilustrasi LGBT. (unsplash/@Diego Duarte Cereceda)

Himedik.com - LGBT merupakan akronim dari lesbian, gay, biseksual dan transgender. Istilah ini digunakan sejak tahun 1990-an untuk menggantikan frasa 'komunitas gay'.

Pro kontra mengenai LGBT masih terjadi hingga saat ini. Segelintir orang menganggap LGBT kerasukan jin.

Beberapa hari yang lalu, diketahui Pemkot Padang, Sumatera Barat melakukan ruqyah atau penyembuhan terhadap kelompok LGBT.

Wali kota Padang, Mahyeldi A. mengatakan bahwa belum tentu mereka yang dibina itu bertobat. Dengan rukyah, ia berharap agar pelaku LGBT sadar bahwa mereka telah melakukan hal yang salah.

Rukyah dilakukan dengan cara memukul para LGBT dengan sapu lidi dan membacakan ayat Al-Quran kepada 18 pasangan yang berhasil ditangkap.

Ilustrasi LGBT. (unsplash/@rawpixel)
Ilustrasi LGBT. (unsplash/@rawpixel)

Di sisi lain, WHO justru mengeluarkan pernyataan sebaliknya terkait LGBT.

Menurut badan kesehatan dunia ini, terapi konversi penyembuhan LGBT tidak memiliki bukti medis.

Selain itu, tindakan ini juga berpotensi mengancam kesehatan.

Kasus LGBT yang menjalani penyembuhan tidak hanya terjadi di Indonesia, khususnya Padang tetapi juga di luar negeri.

Di Amerika Serikat, contohnya. Sebanyak 700 ribu orang menjalani terapi konversi penyembuhan LGBT.

Tidak hanya itu, di AS juga dilakukan setruman listrik bagi para LGBT.

Sementara itu, sebanyak 15 negara bagian telah mengeluarkan aturan untuk melarang adanya terapi untuk para LGBT, sebab tindakan ini dinilai sebagai sebuah bentuk penyiksaan.

Lalu apa tanggapanmu terhadap hal ini?

Berita Terkait

Berita Terkini