Info

Curhatan Disiksa Calon Suami Viral, Waspadai Abusive Relationship!

Pacar Rudi sempat putus asa tak ada pria lain yang mau menerima kondisinya.

Rima Sekarani Imamun Nissa | Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana

Ilustrasi abusive relationship - (Shutterstock)
Ilustrasi abusive relationship - (Shutterstock)

Himedik.com - Twitter sedang diramaikan oleh curhatan viral dari seorang wanita yang disiksa calon suaminya. Curhatan tentang abusive relationship (hubungan asmara yang disertai tindak penganiayaan, -red) itu diunggah oleh akun @Wariman_ pada Senin (11/3/2019) kemarin.

Wanita yang tak disebutkan namanya itu mengaku kerja jauh dari rumah dengan jumlah gaji yang cukup besar. Selain itu, ia juga memiliki teman yang banyak serta keluarga yang sehat dan penuh kasih sayang.

Dirinya tinggal di rumah kontrakan bersama pria yang disebut 'Rudi', sang calon suami, yang sudah lama berpacaran dengannya. Dari pengalaman hidup bersama itulah, wanita ini diberi petunjuk watak asli Rudi.

Disebutkan, Rudi mulai membatasi pergaulan wanita itu dengan melarangnya keluar bersama teman-teman hingga mengecek HP dan menghapus semua kontak laki-laki di HP serta media sosial sang kekasih. Tak cukup sampai di situ, Rudi juga mengkloning WhatsApp pasangannya supaya mengetahui seluruh pesan yang masuk dan keluar dari sang pacar.

Kata-kata kasar pun mulai keluar dari mulut Rudi. Dari makian 'bodoh', Rudi mulai menyemprot calon istrinya dengan panggilan yang makin melecehkan dari hari ke hari. Tindakan main tangan dari menyubit juga berubah makin kejam hingga menginjak.

Curhatan soal abusive relationship - (Twitter/@Wariman_)
Curhatan soal abusive relationship - (Twitter/@Wariman_)

''Saat itu aku tau kalo hubungan yg aku jalani itu salah, tp aku gag sanggup untk pergi. Yg aku pikirin gag akan ada yg mau nikahin aku kalo tau aku uda gag perawan lagi,'' curhat pacar Rudi.

Ia pun mencoba bertahan, meski pernah dipukuli sampai babak belur hanya karena telat pulang selama 30 menit akibat terjebat macet.

''Rudi gag percaya dan habis aku dipukuli, dia bilang aku ngesex di kantor sama temen kantor, makanya pulang telat,'' jelas wanita itu, yang akhirnya memutuskan untuk kabur ke rumah temannya dan membolos selama satu minggu dari kantor karena memar-memar.

Namun, karena Rudi malah membuat keributan di kantor pacarnya dan mengancam akan mengulanginya, wanita itu terpaksa kembali ke kontrakan. Sesampainya ke rumah, tas dan koper wanita itu malah dibakar oleh Rudi.

Suatu hari, kantor pacar Rudi ini berencana mengadakan PHK. Meskipun merupakan karyawan teladan, wanita itu memilih mengajukan permohonan PHK untuk menyelamatkan dirinya.

Singkat cerita, setelah permohonan dikabulkan dan berhasil menyisihkan uang, wanita itu diam-diam kabur untuk pulang ke keluarganya naik pesawat. Selama di bandara, wanita itu menangis tiada henti karena sedih tetapi lega.

Selama sebulan Rudi masih menghubunginya, hingga wanita itu sempat hampir luluh.

''Sempat trenyuh tapi alhamdulillah ada keluarga yg selalu mengingatkan kejadian2 sebelumnya,'' tulis wanita itu. ''Saat kadang aku ngerasa kasian sama rudi, aku buka aja foto2ku dengan bibir sobek, kepala bocor, badan babak belur.''

''Sampe akhirnya aku dapet telpon tengah malem dr selingkuhannya (iya, selama 4taun bareng rudi berkali2 ketauan selingkuh) kalo rudi ketangkep polisi krn nerkoba. Sejak itu semua telpon, sms dan WA berhenti dan aku lega bisa terlepas,'' sambungnya.

Kini wanita dengan pengalaman berharga itu telah menikah dengan suami yang ia sebut ikhlas menerima keadaannya.

Mengutip Daily Herald, Kamis (14/2/2019), menurut data statistik nasional dari loveisproject, yang dicanangkan National Domestic Violence Hotline, satu dari tiga remaja mengalami penganiayaan dari pacarnya. Namun, dua per tiga dari mereka tak pernah menceritakan perlakuan kejam yang ia terima itu kepada siapa pun.

Marla Brannum, koordinator Program Pencegahan Ceera yang bekerja bersama Utah Health Department, mengatakan, setiap pelecehan verbal, emosional, fisik, atau seksual dalam hubungan asmara adalah merupakan bagian dari abusive relationship. Itu juga termasuk ancaman finansial, digital, atau intimidasi.

Hubungan yang sehat, kata Brannum, melibatkan dua orang yang saling mendorong dan menginginkan yang terbaik untuk satu sama lain.

Sikap posesif yang ekstrem, menentukan sikap pasangan, membuat pasangan takut, terus-menerus meremehkan, mempermalukan, atau mengisolasi pasnagan dari keluarga atau teman adalah tanda-tanda penganiayaan dalam hubungan asmara.

Pelaku kekerasan juga sering mencoba untuk meminimalkan atau menyangkal penganiayaan yang ia lakukan. Tak hanya itu, mereka juga kerap menyalahkan pasangannya, yang dianggap sebagai pemicu perilaku tersebut.

''Kita harus menyadarkan korban agar memahami bahwa itu bukan kesalahan mereka. Mereka tidak menyebabkan perilaku itu, pelaku itu memilih untuk berperilaku seperti itu,'' kata Brannum.

''Waspadalah,'' tegas Brannum. ''Belajarlah mengenali apa yang terjadi. Jika kamu terlalu khawatir untuk mengambil tindakan sendiri, buat kelompok bersama. Kemungkinan besar banyak temanmu telah melihat kejadian yang sama.''

Berita Terkait

Berita Terkini