Himedik.com - Sebuah studi dari Prancis melaporkan, bahwa obat artritis bernama Tocilizumab bisa meringankan penderita virus corona ringan hingga parah.
Dilansir dari New York Post, obat Tocilizumab yang dijual dengan nama merek RoAcemtra dan Actemra untuk membantu mengobati rheumatoid arthritis menunjukkan manfaat klinis pada pasien Covid-19. Penelitian tersebut dilakukan oleh rumah sakit Universitas Paris.
Baca Juga
Ungkap Peradilan Anak, Suara.com Raih Liputan Terbaik UNICEF-AJI
Jangan Makan Garam Berlebihan, Bisa Turunkan Sistem Kekebalan Tubuh!
Kondisi Kim Jong Un Sempat Vegetatif, Mungkinkah akan Pulih?
Hewan Peliharaan Juga Perlu Atur Jarak Sosial, Ini Risiko Bahayanya!
Kakak Beradik dari Cileungsi Positif Corona, Diduga akibat Pakaian Ayah
Peneliti Sebut Kelelawar dan Virus Corona Berevolusi selama Jutaan Tahun
Menurut laporan, obat artitis itu digunakan dalam penelitian terhadap 129 pasien yang memiliki pneumonia karena virus corona baik sedang hingga berat. Setengah dari pasien diberi dua suntikan obat bersama dengan antibiotik, sementara setengah lainnya diberikan pengobatan antibiotik normal.
Para pasien yang diberi tocilizumab lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal dan lebih sedikit yang perlu memakai alat seperti ventilator daripada yang hanya diberikan antibiotik normal.
Tocilizumab disebut dapat mencegah badai sitokin atau reaksi parah terhadap virus yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat. Sejauh ini banyak kasus meninggal akibat Covis-19 disebabkan oleh badai sitokin.
Penelitian belum dipublikasikan dan masih membutuhkan studi lebih lanjut untuk menimbang kemungkinan adanya efek samping.
Sebagai penyakit baru, pengobatan terhadap Covid-19 masih terus berkembang. Sebelumnya, obat malaria klorokuin menjadi salah satu media pengobatan meskipun telah dilaporkan beberapa efek sampingnya.
Di Indonesia sendiri, pemerintah mengimpor klorokuin dan avigan sebagai pengobatan.
Ilmuwan di berbagai negara masih terus mengembangkan penelitian untuk mendapatkan metode pengobatan yang paling sesuai, sehingga nama obat lain pun masih terus bermunculan.
Per Rabu (24/4/2020), virus corona baru telah menginfeksi lebih dari 3 juta orang di seluruh dunia.